Aku ada, tapi kau anggap aku tiada. Aku hidup, tapi seolah tak bernafas. Aku disini, tapi kau kira aku pergi. Aku berlari, tapi seolah tetap berdiri. Aku melihatmu, tapi seakan bukan dengan mataku. Aku beri perhatian, tapi hampir selalu diabaikan. Aku bicara, memang tak pernah kau dengar. Aku teriak, seolah hanya hembusan angin bagimu. Aku terlelap, seolah kau tak pernah tahu aku terjaga. Aku menyapa, seakan kau anggap tak bersuara. Aku membisu, lalu kau larut dalam duniamu. Aku menari, saat kau tak menemani. Kau ada di atasku, hampir segalanya. Kau selalu pertama, dan aku yang kedua. Kau adalah jelita, dan aku hanya buruk rupa. Kau yang aku cinta, tapi tak jarang kau pikir aku telah meninggal dunia.[caption id="attachment_186962" align="aligncenter" width="300" caption=""][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H