Setiap menjelang akhir September, isu kebangkitan komunisme selalu ramai dibicarakan bak jamur di musim hujan. Informasi hoax dan fitnah terkait kebangkitan PKI menghiasi media sosial.
Kelompok yang sering menggembor-gemborkan isu kebangkitan PKI itu biasanya adalah FPI, pendukung Habib Rizieq, atau kelompok Islam yang kontra kepada pemerintahan Presiden Jokowi.
Munculnya isu komunisme itu diinisiasi oleh HRS dan FPI unutk memperkeruh situasi dan ingin memunculkan ketakutan di masyarakat, padahal saat ini tidak ada sama sekali tanda-tanda munculnya PKI.
Mereka ingin menggiring opini tentang PKI yang pada dasarnya ditujukan untuk mencap Jokowi dan pemerintahannya sebagai PKI saat ini. Ini sebagai taktik langkah untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah.
Namun sayangnya, upaya HRS dan FPI untuk menaikkan kembali isu PKI saat ini sudah tidak laku lagi. Rakyat sudah semakin cerdas dan tidak mudah terprovokasi dengan isu murahan seperti itu.
PKI memang tetap menjadi sejarah dalam perkembangan bangsa Indonesia, namun seharusnya itu tidak dijadikan bahan ujaran kebencian dan fitnah, serta provokasi oleh FPI dan HRS untuk menyerang pemerintahan Presiden Jokowi. Apalagi dengan tameng bahwa menonton film G30S/PKI dan pembagian buku PKI agar masyarakat tetap ingat dan waspada terhadap PKI.
Ini adalah pembodohan masyarakat yang luar biasa, sekaligus membahayakan bagi stabilitas sosial-politik. Yakni, mendorong adanya cipta opini agar masyarakat menilai pemerintahan Presiden Jokowi sebagai pihak PKI atau mendukung mereka. Sekali lagi ini harus diluruskan sebagai sebuah pembohongan atau fitnah yang keji.
Kita harus cerdas dan kritis menilai munculnya isu kebangkitan PKI saat ini. Jangan mudah percaya dan perlu diimbangi dengan sumber yang valid agar tidak tergiring dalam wacana yang sesat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H