Bersyukur & Sabar... 2 kata ini pastinya sering kita dengar dan baca.
Kata sederhana yg memiliki efek dahsyat bila di pahami, di resapi dan di laksanakan dgn sungguh sungguh
saya mau share bgm bersyukur&Sabar ini membawa efek yg luar biasa buat saya. Saya memahami makna bersyukur&Sabar stlh berulang ulang mengalami kejadian yg membuat saya "jatuh bangun".
belajar bersyukur nya pun istimewa krn langsung datang dr Allah mll orang orang hebat yg sebelumnya saya tidak kenal sama sekali
Setiap saya "jatuh" ... saat itu juga Allah memperlihatkan dan mengenalkan saya pada seseorang yg jauh lebih "Jatuh" namun Jauh lebih Kuat dan tabah dari saya.jd Bersyukurlah saya dgn cobaan yg saya dapat..
Saat bicara dgn mereka, mereka pun mengalami hal yg sama dgn saya. Saat mereka "jatuh" , mereka melihat ada orang yg lebih "jatuh" tp jauh lebih sabar dari mereka. Jd Bersyukurlah mereka.
Melihat ke "bawah" ujar salah satu sahabat saya
Hal ini bukan berarti kita bersyukur dan senang saat ada orang yang cobaannya lebih berat dari kita, bukan!!!! Tapi jadikan ini sbg Filter bagi kita ... agar kita mampu menyaring rasa duka, sedih dan amarah, di saring supaya tidak berlarut larut serta membuat kita terpuruk. Kalau bahasa jaman sekarang supaya kita tidak Lebay :)
Salah satu contoh nyata yg membuat saya belajar bersyukur dan sabar adl saat putri saya di vonis Asma, saat itu saya menangis ... bisa di katakan sedihnya Lebay! Yg ada di pikiran saya hy hal hal negatif, Betapa susahnya nanti kehidupan emia, krn tdk boleh terlalu cape, stress dan mengurangi makanan minuman enak yg ternyata memicu asma. Ituuuu saja yg ada di pikiran saya sampe berhari2
Dan tiba2 di saat saya ms "lebay", saya berkenalan dgn seorang ibu bekerja yg memiliki seorang putri cantik bernama Unun.
berawal dari bicara masalah donasi, sampailah kami pd bab curhat. Langsung deh saya curhat ttg kesedihan saya krn emia di vonis asma,
Buti (panggilan ibunda unun) trus mensupport saya, kuatkan diri dan berbaik sangka pd setiap Pemberian Allah pesan buti.
Dalam hati saya berpikir, mudah mengatakannya, tp berat bagi saya yg mengalaminya (lebay lagi). Akhirnya sampailah pembicaraan kami  ttg Unun daaannnnn Astaghfirullah malu nya saya, malu , malu dan maluuu. Malu krn sudah lebay dlm berkeluh kesah pd buti :(
Ternyata Unun adl penderita OI Â Â Â Â Â Â (Osteogenesis imperfecta/ penyakit tulang Rapuh) ... tulang tulang tubuh Unun mudah retak&Patah. Sedari bayi Unun menerima injeksi rutin untuk mensupport kondisi tulangnya. Saat berkenalan itu pun tangan kaki unun sdg di gips.
Innalilahi :( tp Buti dan Unun sgt tabah.
kata Buti : ya ini ketetapan Allah yg hrs kami jalani, skrg kami berikhtiar bgm agar Unun bisa survive.
Banyak anak anak penderita OI yg tidak bertahan lama/meninggal saat Lahir. alhamdulillah Unun kuat, dan buti di lapangkan rejeki nya shg bisa memberi pengobatan yg maksimal buat unun. Buti pun bersyukur
Astaghfirullah...saya mohon Ampun pd Allah atas segala keluh yg berlebihan. Saya bersyukur bertemu Buti&Unun, krn ternyata Allah memberi cobaan yg seharusnya saya tahu bahwa saya bisa menghadapinya
Bersyukurlah Tuhan memberi kita cobaan yang masih bisa kita atasi ... dengan begini segala cobaan yang datang pada kita bisa kita hadapi dgn lapang hati dan tidak ada rasa ingin menyalahkan Sang Pencipta.
Bersedih dan berkeluh kesah itu manusiawi dan boleh dilakukan... tapi sungguh jangan lah berlebihan, krn itu yg akan menutup hati dan pikiran kita. Berdoalah .. bersandarlah pd KetetapanNYA, dgn tetap terus berusaha menyelesaikan segala cobaan/masalah yg kita hadapi.
#Beberapa hadist ttg cobaan hidup :
Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari)
Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)
Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H