Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tersipu Malu

10 Maret 2024   20:47 Diperbarui: 10 Maret 2024   20:50 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tersipu Malu

Menggapai Harapan-147

@Cerber

Fajar di Timur sudah memacarkan sinarnya. Titik air terlihat menetes dari dedaunan, pertanda hujan sangat deras semalam.

Ayah dan ibu Siti baru beranjak dari kamar. Mereka baru saja terbangun, mungkin karena kelelahan seharian. Di usia yang sudah tidak muda lagi tenaga sudah berkurang dan cepat lelah. Ayah Siti melangkah ke teras lalu merebahkan bobotnya di kursi yang tersedia di sana.
Ibu Siti melangkah ke dapur ingin membuatkan minum.

"Eh, ibu sudah bangun silakan duduk bu, biar saya yang membuatkan minum dan sarapan pagi," ucap Bi Siti saat melihat ibu Sita meraih gelas dari rak piring.

"Tidak apa-apa bi, saya sudah terbiasa," balasnya dengan ramah.

Namun, bi Siti tidak mengizinkan tamunya untuk membantunya memhuatkan minuman.

Ibu Siti tidak bisa berbuat banyak, akhirnya melangkah ke teras menghampiri suaminya.

"Pak, kita jangan terlalu siang pulangnya ya, agar tidak kemalaman sampai di rumah," pinta ibu Sita.

Mentari sudah mulai meninggi jarum jam menunjukkan pukul 09. 00 WIB.
Abang dan kakak ipar Sita juga sudah bangun. Sudah tampak rapi dan wangi. Mereka sudah membersihkan raganya.
Penghuni rumah sudah pada  bangun termasuk orang tua Amir.
 Ibu Amir menghampiri Bi Siti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun