Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gaun Pengantin

7 Februari 2024   18:12 Diperbarui: 7 Februari 2024   18:15 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Gaun Pengantin

Menggapai Harapan-137

@Cerber

Sit, ceo memanggilmu segere ya," ucapnya.
"Ada apa ya? tanya Sita di benaknya.
"Baik Mbak saya akan ke sana," ucapnya.
Usai menutup labtopnya Sita bergegas menuju ruang kerja Amir.
"Vi, Nita, Sita tinggal dulu ya ceo memanggilku," pamitnya kepada kedua sahabatnya.
Amir sudah menunggu Sita. Tidak lama kemudian Sita pun datang.
"Ada apa Mas? tanya Sita.
"Ayo masuk dulu, sebentar aku benahi dulu kerjaanku," balasnya.
Amir dan Sita meninggalkan kantor.
"Kita mau coba baju pengantin kita, toko butik bilang baju kita sudah selesai."
Amir pun melajukan mobilnya menuju butik tempat mereka memesan baju pengantin.
Sesampai di butik Amir memarkir mobilnya.
Di pintu masuk mereka sudah disamput pelayan toko.
"Ayo, Mas, Mbak silakan masuk," ucap pelayan sopan.
Pelayan membawa Amir dan Sita melihat pakaian pengantin yang mereka pesan.
"Silakan Mbak dicoba gaun pengantinnya," tukas pelayan sembari membawakan gaun Sita ke kamar khusus mencoba pakaian. Sita pun masuk lalu mencoba pakaiannya. Usai dipakai Sita keluar. Amir yang sudah menunggu  tak berkedip saat melihat Sita menggunakan gaunnya.
"Gimana Mas, bagus tidak? tanyanya.
Amir tersentak dari lamunannya.
"Eh, ya, ya, kamu cantik sekali Sit dengan gaun itu. Cocok sekali."
Gaun putih pilihan Sita memang sangat cocok dan menambah kecantikan Sita.
"Gimana mbak, ada yang kurang enak di badannya biar di piting lagi," tanya pelayan.
Ternyata sudah pas dan sangat bagus di raga Sita, sehingga tidak perlu dipiting lagi.
Amir semakin sayang dan cinta kepada Sita. Dia tidak sabar untuk mempersunting kekasihnya yang sangat dia cintai.
"Mas, giliranmu mencoba jas pengantinnya," ungkap Sita mengingatkan Amir.
"Oh, ya sampai lupa," balasnya.
Pelayan mengambilkan jas Amir untuk dicoba.
Jas dengan pasangan kemeja putih dan dasi biru menambah ketampanan Amir.
"Gimana dik,  tambah tampan tidak? tanya Amir.
Sita tersipu malu, dalam hati dia memuji ketampanan Amir calon suaminya.
"Ya, Mas, bagus dan sangat cocok." Bslas Sita.
Karena sudah pas dan cocok gaun dan jas pun diambil pelayan. Tidak lama kemudian pelayan sudah kembali membawa dua tas yang masing-masing berisi kotak pakaian.
Amir membayar di kasir.
Dengan wajah mengembang kedua calon pengantin meninggalkan butik.
Sesampai di parkiran Amir membukakan pintu mobil lalu mempersilakan Sita masuk ke dalam mobil.
Amir melajukan mobilnya menuju kediamannya.
Di perjalanan pulang tetiba ada motor yang ugal-ugalan sehingga menyerempet mobil Amir.
"Prak, motor jatuh setelah nyerempet mobil. Amir dan Sita tersentak mendengar suara keras yang nenghamiri mobilnya. Amir ngerem mendadak.
"Mas, hati-hati," ucap Sita. Jantungnya berdebar tak karuan ketakutan menyelimuti hatinya.
"Jangan takut Dik, di dalam saja biar Mas turun melihatnya.
Amir membuka pintu mobilnya. Orang yang menabraknya terbaring di dekat motor yang menabrak mobil Amir.
"Maaf bang, tidak sengaja kepalaku sangat sakit mataku berkunang-kunang dan tak bisa kukendalikan lagi," ucapnya sembari bersuhaha bangun. Kedua tangannya meminta maaf kepada Amir.
"Lain kali hati-hati membawa motor, kalau sakit jangan dipaksakan," ucap Amir.
Dia masih menolong pemuda yang menabraknya.  
Maaf bang aku tidak ounya uang untuk mengganti mobil abang yang lecet,"sambungnya.
"Ya, sudah tidak apa-apa. Amir menawarkan untuk dibawa ke klinik terdekat namun pemuda itu menolak.
"Tidak usah bang saya tidak apa-apa ntar juga baikan."
"Gimana mas, tidak ada yang membahayakan?"
Amir menceritakan kejadian yang menabrak mobil mereka.
Amir menenangkan hati Sita.
"Sykurlah Mas, tidak terjadi sesuatu."
Amir melanjytkan perjalanannya menuju rumahnya.
Dari dalam rumah ibu Amir melihat mobil anaknya masuk gerbang dan memakir mobilnya di halaman.
Ibunya menyambut kedatangan Amir dan Sita calon menantunya.
"Ayo,  nak silakan masuk, ucap ibu Amir. Sita bergegas menyalami dan mencium punggung tangan  calon ibu mertuanya.
Amir sudah mengabari ibunya kalau dia dan Sita akan mengambil baju pengantin.
Bersambung....
Jakarta, 7 Februari 2024
Salam hangat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun