Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tidak Akan Kubiarkan Hal Itu Terjadi

1 Februari 2024   13:38 Diperbarui: 1 Februari 2024   13:47 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tidak Akan Kubiarkan Hal Itu Terjadi

Menggapai harapan-135

@Cerber

"Aku bahagia sekali bisa melamarmu," ucap Amir sembari mencium punggung tangan Sita.
Mereka pun tertawa semua. Hari itu bahagia menyelimuti hati mereka.
Bu Sita sudah menyiapkan makanan sederhana menyambut calon besan dan menantunya. Usai lanaran ibu Sita menyajikan di meja makan.
Ayam.kampung hasil peluharaan. Juga sayuran yang dipetik dari kebun sendiri.
"Pak, Bu, mari kita makan sudah waktunya," ajak bu Sita.
Mereka pun melangkah ke meja makan.
"Hm, baunya enak sekali," Bapak Amir membatin.
Amir duduk di samping Sita.
Saat dia melihat piring kecil yang berisi ikan asin, gegas tangannya meraih ikan asin.
"Loh, kok Nak Amir ambil ikan asin! Itu makanan orang desa," tutur ibu Sita geran.
"Ya bu, ini enak sekali! Sita pernah membawanya ke kantor," setu Amir.
Sita hanya tertawa mendengar penuturan Amir.
Walau makanan terlihat sederhana namun, mereka sangat menikmatinya.
"Enak sekali masakannya Bu," tanya Bapak Amir tiba-tiba.
"Hanya masakan orang desa Pak! semua hasil ternak dan kebon sendiri," balas ibu Sita.
Pisang ambon juga hasil panen disuguhkan di sana.
Kedua keluarga itu tampak gembera terlihat dari wajah mereka yang berseri.
Usai makan mereka kembali ke ruang tamu, rencana pernikahan mereka sepakati  sebulan kemudian.
Amir berbisik kepada Sita, untuk mencari baju pernikahan mereka.
Pernikahan direncanakan di kediaman orang tua Amir.
Semua perlengkapan dan keperluan pernikahan sudah dipersiapkan. Mulai dari tenda berikut pelaminan sepajet dengan kateringnya.
Undangan tidak lupa diperbanyak sesuai kesepakatan jumlah orang yang diundang.
Dua minggu sebelum pesta, Ridwan anang Sita dan kakak iparnya pulang ke desa. Orang tua Sita sudah resah. Mereka tidak tahu cara menghubunginya. Bersyukur mereka pulang sehingga mengetahui pernikahan adiknya Sita.
"Ibu, sangat bahagia Nak, kalian datang sebelum.acara pernikahan," tutur ibu Sita.
"Oh, adikku mau nikah ya Bu? tanya Ridwan kaget.
Undangan sudah dicetak, orang tua Sita menyampakan undangan kepada sanak saudara serta kerabatnya. Tidak ketinggalan undangan diberikan kepada juragan yang baik hati.
Juragan bahkan menawarkan mobil untuk keluarga Sita.
Vina yang mendengar pernikahan Amir, gegas melangkah ke rumah Amir.
Sesampai di rumah Amir, dia menemui ibu Amir.
"Tante, Mas Amir mau menikah ya, aku tidak setuju aku mencintainya. Aku tidak membiarkan itu terjadi," ucapnya dengan nada meninggi.
Bagaimana kelanjutannya? Ikuti terus kisahnya!"
Terima kasih sudah membaca tulisan ini semoga terhibur.

Ciracas, 1 Februari 2024
Salam hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun