Menggapai harapan-131
@Cerber
Amir meraih tangan Sita langsung melangkah menuju Lift khusus.
Sampai di depan lift pintu terbuka, gegas mereka melangkah masuk. Amir tetiba merangkaul bahu Sita. Tersentak Sita saat Amir merangkulnya.
Amir tahu kalau Sita tidak nyaman dengan rangkulannya.
"Jangan takut dik, aku tidak akan macam-macam," ucapnya meyakinkan Sita.
Dada Sita berdebar takkaruan.
"Mas, tunggu sampai kita menikah barulah bebas," balas Sita.
Amir tidak sabar ingin memeluk Sinta yang sangat dia cintai namun, Amir tidak ingin menyakiti hati Sita.
"Benar dik, tetapi Mas sudah tidak sabar lagi!"
Minggu depan aku akan melamarmu," ucap Amir sembari mengecup kening Sita. Sita bergeming ada desiran dalam tubuhnya.
Tetiba pintu lift terbuka.
"Syukurlah lift terbuka, aku tidak ingin sesuatu terjadi," batin Sita. Dengan cepat dia melangkah keluar lift. Amir meraih tangan Sita, dengan bangganya dia menggandeng Sita di depan  orang banyak.
Sita hanya menunduk karena merasa malu.
"Tidak usah malu, mereka sudah tahu," timpal Amir
Bersambung....
Jakarta, 26 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H