Merasakan Hal yang Sama
Menggapai Harapan-110
@Ceber
Tetapi Amir bertahan dengan sikapnya yang tidak pernah mencintai Cici.
Mendengar penjelasan Amir, Â Sita hanya mengangguk kecil pandangannya ke depan.
"Kok, diam saja, senyum donk biar semakin cantik," ucap Amir sembari tangan kirinya menggengam tangan Sita.
Dada Sita bergejolak buliran bening  mengalir membasahi raganya. Dilerainya tangannya dari genggaman Amir. Dia pun mengusap buliran beningnya dengan tisu yang diraih dari dalam tasnya.
Gerah ya Sit, biar ACnya di naiki? Â tanya Amir.
Sebenarnya Amir merasakan hal yang sama.
"Eh, ya, ngak, ngak usah," balasnya gugup.
Senja baru saja menyurut, malam menyambut. Amir memarkir mobil di halaman rumah Sita.
"Huh, akhirnya sampai juga," Â bisik Sita senang.
Amir gegas turun dari mobilnya. Dia membukakan pintu Sita.
"Silakan turun Putri sayang," titah Amir sambil meraih tangan Sita.
Ibu Sita yang sedang berbincang-bincang dengan Bapak Sita mendengar suara mobil di depan rumah.
"Pak, ada yang datang mari kita lihat," ajak ibu sembari melangkah menuju halaman rumahnya.
Sita mengetuk pintu, tetapi
tetiba pintu terbuka.
"Oh, kalian Nak yang datang, ayo masuk Nak Amir. Sita tolong dibuatkan minum buat Nak Amir!" titah Ibu Sita.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus
Bersambung....
Jakarta, 20 Des 2023
Salam literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H