Di sisi lain, Sita sudah mantap berhenti dari pekerjaannya. Untuk meiDia menghampiri ibunya.
"Bu, izin ya Sita main ke rumah Mila sudh lama tidak  bertemu."
Sebelum meninggalkan rumah Sita meraih dua sisir pisang ambon yang sudah matang hasil dari kebon sendiri
Usai berpamitan Sita pun melangkah menuju rumah Mila. Perjalanan ke rumah Mila, sangat memanjakan mata. Gemericik air yang  mengalir di parit dan ikan kecil terlihat berkejar-kejaran dialiran air yang jernih membuat Sita merasa terhibur dan rileks.
Namun, tujuan utama inhin menghampiri Mila tidak terlupakan. Sampai di ujung jalan menuju rumah Mila, Sita dikejutkan seorang pemuda tampan yang tidak asing baginya.
"Hei, Sita!" Kok jalan sendirian mau kemana?" Â tanyanya.
"Eh, kamu Devan? kagetin saja! Yok ke rumah Mila, masih kenal tidak? tanya Sita.
Devan  merasa tersanjung akhirnya Sita mengajaknya juga.
"Hm, inilah kesempatanku mengutarakan isi hatiku aku harus memberanikan diri" monolognya di hati.
"Sit, sebelum ke rumah Mila, yok kita ke bawah pohon rindang itu, mentari terasa membakar kulitku," ucap Devan beralasan.
Sita yang orangnya polos menuruti ucapan Devan.