Menggapai Harapan-63
@Cerpen
Mengingat jarak rumah ke kantor memakan waktu lebih kurang 2 jam.
Beberapa saat ruangan hening. Bapak dan Ibunya belum bisa memberi jawab. Mereka masih bingung.
"Sita paham Bapak sama Ibu pasti sangat berat memberi izin. Sita tidak akan meninggalkan Bapak dan Ibu," tutur Sita lirih
Mendengar penuturan Sita, tetiba wajah Ibu berubah, ada senyum di bibirnya. Perasaan lega terpancar di wajahnya.
Ibu Sita tidak mau terulang lagi seperti anak sulungnya yang tidak pernah kembali.
"Nak, maafkan kami orang tuamu yang berat hati memberi izin," ungkap Ibu Sita sedih.
"Sita ngerti kok Bu, Pak, Sita juga masih ragu," balasnya.
Jarum jam sudah menunjuk ke angka delapan, Sita berpamitan ingin istirahat lebih awal esok pagi dia ingin bangun pagi. Dia berusaha tidak terlambat ke kantor.