"Aku tidak berharap terlalu banyak Cit, kalian sudah banyak membantu kami entah bagai mana kami membalasnya," imbuhnya sembari mengusap air matanya.
Citra ikut bersedih melihat Sita menangis, ia beranjak dari kursinya lalu merangkul Sita. Citra sudah menganggap Sita saudaranya. Wendi ikut iba melihat kejadian itu, simpatinya terhadap Citra semakin bertambah.
"Wah, ternyata Citra sungguh berhati emas, kebaikannya luar biasa," monolognya di hati.
***
Di sisilain
Rika yang sudah lama mengalami sakit penyakit, menyadari sikapnya yang tidak baik kepada Sita. Dia ingin meminta maaf kepadanya. Rika beranjak dari pembaringannya melangkah menghampiri Kakaknya.
"Kak, tolong antarkan aku ke rumah Sita, aku sangat merindukannya," ungkapnya sembari meneteskan air mata.
Kakaknya bingung melihat adiknya menangis.
"Kakak akan mengantarmu ke rumah Sita, sudah jangan menangis lagi," ucapnya sembari menghampiri Rika dan memeluknya.
Sebelum senja, Rika membersihkan tubuhnya, wangi sabun mandi menyeruak saat dia keluar dari kamar mandi. Tetiba Kak Wina keluar dari kamarnya.
"Ayo, Dik, sudah siap kah?"