Menggapai Harapan-31
@Cerpen
Tidak sia-sia mereka memberi beasiswa kepada Sita.
Kedua orang tua Sita tidak pernah berhenti bekerja pada Juragan tanah, rasa syukur menyelimuti hati mereka. Kini Sita sudah lulus dengan nilai yang sangat memuaskan. Ingin melanjutkan sekolah ke tingkat SLTA, tidak memungkinkan. Sita yang bercita-cita tinggi kini berpikir keras, dia ingin bekerja agar bisa mekanjutkan sekolahnya.
"Aku tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada Juragan, aku harus bekerja untuk biaya sekolahku," bisiknya di hati.
Kini Sita sudah llibur sekolah. Dia sudah bisa membantu orang tuanya di sawah Juragan. Pagi Jam lima Sita sudah bangun dari tidurnya. Pekerjaan dapur dilakukannya dengan senang hati. Dia ingin berbakti dan menyenangkan hati kedua orang tuanya. Setelah sarapan sudah usai dia pun menyiapkan peralatan yang akan dibawa ke sawah.
"Nak, apa yang akan kamu lakukan? Kamu di rumah saja, biar Ibu dan Bapakmu yang ke sawah," sanggah Ibu Sita.
"Tidak apa-apa Bu, biarkan Sita membantu bapak dan ibu di sawah juragan, Sita sudah libur," tutur Sita sembari melengkungkan bibirnya.
***
"Bu, Citra izin ya, mau ke rumah Sita," ucap Citra memohon.
"Baik Nak, jangan terlalu lama pulangnya ya," balas Ibu Citra.
Setelah menyalami tangan ibunya dan menciumnya, dia pun melangkah meninggalkan Ibunya di rumah. Sembari melangkah Citra bersenandung kecil. Senyum mengembang dan ceria terpancar di wajahnya.
"Semoga Sita bisa melanjut ke SLTA," Citra bermonolog di benaknya.