Mohon tunggu...
Seir HaidahHasibuan
Seir HaidahHasibuan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mendung Menyelimuti Relung Hatiku

27 Juni 2023   13:06 Diperbarui: 27 Juni 2023   13:08 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mendung Menyelimuti Relung Hatiku.


@Cerpen


Mendung bukan karena akan turun hujan.
Malam gelap menguasai jagat. Netra mulai terpejam namun, ada suara yang memanggilku. Aku beranjak dari ranjangku menuju suara itu. Ternyata jagoanku yang memanggil.
"Ma, aku demam juga batuk-batuk. Baru saja aku buang-buang air dan muntah," tuturnya
Tersentak aku mendengar penuturan jagoanku. Mendung menutupi relung hatiku. Lantunan doa terucap di bibirku.
"Tuhan tolong anakku beri dia kekuatan dan kesembuhan," lantunku penuh keyakinan.
Kuberi obat pereda demam
kubaluri tubuhnya yang kekar dengan minyak urut.
Sejak anak-anak masih bayi aku sudah terbiasa mengurut tubuh mereka saat demam atau sakit.
Akhirnya sampai dewasa pun bila mereka sakit selalu minta diurut.
Malam semakin larut, belum ada tanda-tanda perubahan.
Panas semakin tinggi, begitu juga muntah dan BABnya. Kutenangkan hatiku yang mendung
"Bang, kita harus ke rumah sakit, ini tidak bisa dibiarkan," titahku.
Mata tak bisa terpejam, kubaringkan tubuhku di ranjang tempat anakku berbaring. Kompresan silih berganti berharap demamnya segera turun.
Kulihat jam didinding sudah menunjukan pukul 06. 00 WIB. Aku beranjak dari kamar melangkah ke dapur. Kusiapkan bubur dan juga lauknya untuk anakku. Sebelum berangkat ke RSUD, kuberi dia makan bubur yang sudah masak. Obat penurun panas juga kuberi setelah makan.
"Ayo, Pak kita ke rumah sakit. Kita bawa anak kita ke dokter" pintaku kepada suami.
Bergegas suami ke parkiran menyiapkan kendaraan yang akan dipakai.
Kutuntun anakku menuju mobil yang di parkiran. Kartu berobat dan KTP sudah kusiapkan. Kami pun berangkat menuju RSUD Ciracas. UGD tujuan utama agar segera ditindak.
Sepuluh menit berlalu kami sampai di RS. Suami menurunkan kami di depan UGD.
Saat masuk ruang UGD perawat menyambut kami.
"Selamat pagi Sus," sapaku ramah.
"Ayo Bu silakan, kenapa anaknya Bu? apa yang dirasakan? Tanya dokter UGD.
Aku pun memberi keterangan mengenai anakku.
Perawat gegas memeriksa anakku sambil melempar senyumnya. Mereka menyambut pasien dengan ramah.
Akhirnya anakku diinfus dan mendapat perawatan.
Hatiku mulai tenang. Mendung mulai menepi dan memberi terang. Semoga anakku segera sembuh, walau buang-buang airnya masih berlanjut, tetapi sudah berkurang. Pertolongan-Nya yang selalu diandalkan. Dokter dan perawat adalah alat yang dipakai Tuhan untuk kesembuhan umatNya.

Jakarta, 27 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun