@Cerpen
#Tagur 80
Dia Belum Kembali
 Musik Dance membuat pelanggan semakin larut dalam goyangan mautnya, ditambah minuman penghangat raga para pelanggan yang hadir malam itu. Wanita cantik yang melayani memikat para pelanggan.
Tak satu pun yang beranjak dari ruangan itu.
"Tambah lagi mas minumnya," ucap Mila sebagai pelayan  sembari menuang minuman ke dalam gelas yang tinggal sedikit isinya.
"Boleh cantik," balas Bimo sembari meraih tangan pelayan cantik.
Senyum yang mengembang tetlihat di bibir pelayan cantik.
Di sisi lain
Kirin menyendiri di rumah mungil yang menjadi pilihan  berdua.
"Biarlah deritaku kusimpan sendiri, aku tidak mau orang tuaku bersedih," bisiknya di hati.
"Ya, Tuhan berilah kekuatan kepadaku aku percaya kuasa-Mu. Lindungilah Dodiku," doanya kepada Yang Kuasa.
 Dihempaskan raganya di pembaringan. Langit-langit kamar menyaksikan Kirin dalam pembaringannya.
Berhari-hari Kirin menunggu kehadiran Dodi suaminya namun, yang ditunggu tak kunjung datang.
Kirin tidak mau larut dalam kesedihannya, ia mngambil kesibukan dengsn berdagang kecil-kecilan di rumahnya.
"Mbak, kok sendiri saja! Suaminya kemana? Tanya seorang pembeli mengagetkan Kirin.
Sesaat Kirin terdiam. Sembari melayani pembeli dengan senyum yang mengembang.
Jakarta, 25 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H