Jangan Berprasangka Buruk Dulu.
Sebelum anak-anak pulang, bu guru berpesan agar membawa bekalnya setiap hari. Ini untuk mengantisipasi agar, anak-anak tidak jajan sembarang tempat.
Kantin sekolah memang ada, tetapi saat istirahat terkadang anak kelas kecil tidak kebagian. Sudah diserbu lebih dahulu oleh kakak kelasnya. Sedangkan untuk jajan
di luar gedung sekolah tidak diizinkan, untuk menghindari jajanan yang berdebu dan jajanan yang sudah kaladuarsa karena, belum ada Badan POM yang datang meneliti kesehatan jajanan tersebut. Sedangkan kantin sekokah sudah terjamin kesehatannya. Selain pemeriksaan dari guru-guru  Badan POM juga sudah datang meneliti atau memeriksa jajanan di kantin sekolah.
Saat istirahat siswa kelas dua membuka bekal yang dibawa dari rumah. Biasanya mereka makan bersama-sama.
Tiba pandangan Bu Guru tertuju kepada seorang siswa yang diam membisu.
Bu guru menghampirinya.
"Nak, kenapa tidak makan mana bekalnya? Tanya Bu Guru.
Tiba-tiba dia menunduk dan matanya sembab.
"Ada apa Nak?" ayo cerita sama Bu Guru!" kata Bu Guru sambil mengelus punggung siswanya yang bernama Mifta.
Sambil menangis dia berkata kepada Bu Guru.
"Ibu saya sakit Bu, Ibu tidak punya uang, sudah tiga hari tidak bekerja," jawabnya sambil mengusap air matanya yang berderai.
Tersentak Ibu Guru mendengar penuturannya.
"Ya, sudah Nak!" Jangan nenagis kagi ya, doakan ibunya biar lekas sembuh."
Ibu guru meraih tasnya lalu mengambil dua lembar uang lima ribuan.
"Ayo Nak, oergilah jajan ke kantin sekolah nati keburu habis," titah Bu Guru.
Mifta nengulurkan tangannya menerima uang dari Bu Guru.
"Terina kasih Bu ," ucapnya sambil melangkah menuju kantin sekolah.
Wajahnya yang sedih sudah kembali ceria. Mifta bisa makan bersama teman-temannya.
Jakarta, 7 Juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H