Mohon tunggu...
seihkimam
seihkimam Mohon Tunggu... Aktor - mahasiswa

belajar agar kamu bisa mengetahui segalanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Penggunaan Bahasa Daerah di Kalangan Pemuda di Era Globalisasi

19 November 2024   09:30 Diperbarui: 19 November 2024   10:29 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Red : Sheik imam al ashary        (A1D124132)
           Tsalitsin istahwadza          (A1D124137)
           Devrianti amanda               (A1D124143)
           Khoirunisa nur hidayah   (A1D124144)
           Nabilah nur rahmi              (A1D124151)
           Dewi kasanti                         (A1D124153)
           
Bahasa daerah di Indonesia merupakan warisan yang membawa lebih dari sekadar nilai linguistik; bahasa ini memuat nilai-nilai, sejarah, dan filosofi budaya setempat yang menjadi identitas suatu masyarakat.  Di era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan arus informasi yang cepat, penggunaan bahasa internasional seperti Inggris semakin mendominasi komunikasi sehari-hari. Hal ini berimplikasi pada penurunan penggunaan bahasa daerah, yang merupakan warisan budaya dan identitas suatu daerah. Bahasa daerah tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga menyimpan nilai-nilai, tradisi, dan kearifan lokal yang sangat berharga.


Remaja, sebagai generasi penerus, memiliki peran penting dalam pelestarian bahasa daerah. Mereka adalah perantara perubahan yang mampu mengintegrasikan budaya lokal ke dalam kehidupan modern. Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar, mengingat pengaruh budaya global yang sering kali menggeser perhatian mereka dari bahasa dan budaya asli.


Oleh karena itu, melestarikan penggunaan bahasa daerah di kalangan remaja menjadi suatu kebutuhan mendesak. Upaya ini tidak hanya penting untuk mempertahankan keanekaragaman budaya, tetapi juga untuk memperkuat identitas dan rasa kebanggaan akan warisan nenek moyang. Dengan pendekatan yang tepat, seperti pendidikan, media, dan kegiatan komunitas, diharapkan para remaja dapat kembali berinteraksi dengan bahasa daerah mereka, menjadikannya bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Indonesia memiliki lebih dari 718 jenis bahasa daerah. Bahasa daerah tersebut biasa digunakan oleh masyarakat untuk komunikasi sehari-hari hingga upacara adat. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak kedua di dunia, setelah Papua Nugini yang memiliki sekitar 840 bahasa daerah Bahasa daerah adalah bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu atau suatu komunitas. Bahasa daerah memegang peranan penting sebagai indentitas, ciri khas, alat komunikasi, dan instrument selama berabad-abad hingga ribuan tahun lewat lisan dan tulisan.

 Contohnya beruntung bagi anak yang lahir dari keluarga yang membiasakan berbahasa daerah dalam aktivitas sehari-hari di rumah. Misalnya kedua orang tuanya suku Batak Mandailing dan berbicara Bahasa Batak Mandailing dalam keseharian, otomatis anaknya akan lancar, fasih dan paham aturan budaya, adat dan seni dalam suku Mandailing. Begitu pula yang suku Jawa, Melayu, Aceh, Karo dan lain-lain. Ketika si anak tumbuh besar, dia tidak saja menguasai bahasa daerah yang diterimanya di rumah dan lingkungan sosial masyarakat, tetapi juga akan fasih menguasai Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang didapat di bangku sekolah TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi

.

Bahasa daerah menghadapi berbagai ancaman yang menyebabkan pemudarnya penggunaan di kalangan pemuda. Berikut adalah beberapa ancaman utama:


- Proses globalisasi membawa pengaruh bahasa asing, terutama bahasa Inggris, yang sering dianggap lebih modern dan prestisius. Urbanisasi juga menyebabkan pergeseran budaya, di mana pemuda lebih banyak berinteraksi dengan bahasa-bahasa dominan.
- Banyak sekolah tidak menawarkan pelajaran bahasa daerah, sehingga pemuda tidak mendapatkan kesempatan untuk belajar dan menggunakan bahasa tersebut secara formal.
- Dominasi media massa dan platform digital yang menggunakan bahasa nasional atau internasional mengurangi paparan pemuda terhadap bahasa daerah. Konten yang lebih menarik sering kali tersedia dalam bahasa yang lebih umum.
- Keluarga dan Lingkungan Sosial, Dalam banyak kasus, keluarga lebih memilih menggunakan bahasa nasional di rumah untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi dunia yang lebih luas. Jika lingkungan sosial tidak mendukung penggunaan bahasa daerah, maka pemuda akan cenderung mengikuti.
- Perubahan Budaya,Modernisasi dan perubahan nilai-nilai budaya dapat mengakibatkan pengabaian terhadap tradisi, termasuk penggunaan bahasa daerah. Pemuda mungkin lebih tertarik pada budaya pop yang lebih global.

Mengingat berbagai ancaman ini, perlu ada upaya kolektif dari masyarakat, pemerintah, dan pemuda sendiri untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa daerah agar tetap relevan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal tersebut Peran anak muda dalam melestarikan bahasa daerah sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan budaya lokal yaitu dengan
-   Pemuda bisa menggunakan bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari, baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan sosial. Ini membantu menjaga keberlangsungan bahasa tersebut.
 -  Melibatkan masyarakat setempat dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan budaya lokal, seperti festival tradisional, acara seni, dan perlombaan bahasa daerah. Ini akan membantu remaja menghargai warisan budaya mereka dan mendapatkan motivasi untuk belajar bahasa daerah
-  Menggalakkan penggunaan bahasa daerah dalam industri hiburan: Menggalakkan para artis dan produsen hiburan untuk menggunakan bahasa daerah dalam lagu, film, dan acara televisi. Ini akan membantu menarik minat remaja dan menciptakan kesadaran tentang pentingnya memelihara bahasa daerah.
-  Pemuda yang melek teknologi dapat memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan bahasa daerah. Mereka bisa membuat konten dalam bahasa daerah, seperti video, blog, atau meme, yang dapat menjangkau audiens yang lebih luas.
-   Pemuda dapat melakukan penelitian tentang bahasa daerah, termasuk kosakata, tata bahasa, dan penggunaannya. Dokumentasi ini penting untuk menjaga agar bahasa daerah tidak punah.

Anak muda seringkali memiliki jiwa inovatif dan kreatif. Mereka dapat mengembangkan cara-cara baru untuk mempopulerkan bahasa daerah melalui penggunaan teknologi, musik, seni, dan media modern. Dengan memadukan tradisi dan nilai-nilai budaya dengan tren dan gaya hidup kontemporer, anak muda dapat membuat bahasa daerah menjadi lebih relevan dan menarik bagi generasi muda.


Peran anak muda dalam melestarikan bahasa daerah sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan budaya lokal. Dengan menjadi pelopor, penghubung, dan promotor bahasa daerah, anak muda dapat memainkan peran kunci dalam menjaga warisan budaya, memperkuat identitas budaya, dan membangun kesadaran akan pentingnya bahasa daerah di masyarakat luas. Dengan upaya bersama, bahasa daerah dapat tetap hidup dan berkembang, dan warisan budaya kita dapat dilestarikan untuk masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun