Masih ingat pelajaran biologi saat sekolah dulu? Pada tubuh manusia ada peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Peredaran darah sistemik adalah peredaran darah besar, darah yang kaya oksigen dipompa dari bilik kiri jantung menuju ke seluruh tubuh.
Setelah kandungan oksigennya menurun, darah akan kembali ke bilik kanan jantung lewat pembuluh darah. Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah kecil, darah rendah oksigen yang masuk ke bilik kanan jantung dipompa ke paru-paru untuk membuang karbon dioksida dan mengambil oksigen, setelah itu darah masuk ke bilik kiri jantung dan diedarkan kembali di peredaran darah besar.
Seperti halnya peredaran darah besar, peredaran darah kecil juga bisa mengalami aneka gangguan. Gejala umum adanya gangguan tersebut adalah napas pendek.Â
Hipertensi alias tekanan darah tinggi pada peredaran sistemik pasti sudah sering dengar, tapi ada juga hipertensi di peredaran darah kecil yang sering disebut dengan hipertensi paru.
Hipertensi paru adalah kondisi dimana pembuluh arteri paru memiliki tekanan di atas 25/10 mmHg. Penyebabnya bisa karena pembuluh darah itu terlalu kaku, rusak, terlalu sempit atau tersumbat, akibatnya bilik kanan jantung mesti kerja lebih keras memompa darah.
Mendiagnosis hipertensi paru bisa dibilang sulit dan harus dilakukan oleh dokter spesialis, soalnya gejala umum penyakit pada peredaran darah kecil ini mirip dengan gejala-gejala penyakit paru lain yang lebih umum seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis.
Gejala-gejala penyakit hipertensi paru mulai dari yang paling umum dirasakan penderita adalah:
- Sesak napas atau napas pendek-pendek
- Kelelahan atau mudah lelah
- Rasa sakit dada atau rasa seperti dada ditekan
- Pembengkakan pada kaki
- Kepala terasa pusing atau terasa ringan seperti mau pingsan
- Jantung berdebar
Penyakit hipertensi paru di peredaran darah kecil tidak ada obatnya untuk menyembuhkan, tetapi ada obat-obatan yang membantu mengontrol penyakitnya.Â
Penderita kemungkinan besar mesti menggunakan obat-obatan tersebut seumur hidupnya, karena jika dibiarkan tanpa control, hipertensi paru bisa menyebabkan gagal jantung bilik kanan.
Kombinasi obat-obatan dan penyesuaian aktivitas gaya hidup akan mengurangi gejala hipertensi paru dan penderita bisa menjalani hidup yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H