Mohon tunggu...
Sehat Ihsan Shadiqin
Sehat Ihsan Shadiqin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis Itu Sehat, Sehat Itu Menulis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tidak Ada Judul

17 April 2010   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:45 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_120174" align="alignleft" width="242" caption="ilustrasi (koleksi pribadi dari internat tapi lupa sumbernya)"][/caption] Sedang tidak ada ide, jadi tulisan ini tidak ada judul. Saya tidak tahu harus menulis apa. Aneh juga. Padahal saya merasa terlalu banyak yang harus ditulis. Saya kayakan pada banyak orang, jadikan segala sesuatu sebagai tulisan. Tapi saat ini saya sedang tidak tahu menulis apa, jadi saya tidak menulis apa-apa. Lah, bukannya ini tulisan? Mmm.... bisa saja bagitu. Tapi lebih tepatnya ini hanya rangkaian kata-kata. Saya tertawa sendiri, atau lebih tepat menertawai diri sendiri. Betapa lama hidup, betapa banyak yang saya lihat, betapa banyak yang saya ucapkan, betapa banyak yang saya lakukan, namun kenapa begitu sedikit yang saya tulisakan. Apa yang saya wariskan selain tulisankan? apa yang akan saya jadikan bukti di hadapan Tuhan selain tulisan? Mungkin saja amalan, ibadah. Lah, bukankah menulis juga ibadah? Kalau saya tidak menulis berti saya belum beribadah. Kalau saya beribadah tapi tidak membaca tulisan, berarti saya beribadah dalam kebodohan.Ibadah dalam kebodohan pasti tertolak. Saya heran juga, betapa banyak rizki yang Allah berikan, betapa mudah menjalani kehidupan material, betapa tidak sulitnya membayar segelas kopi siang, sepiring nasi malam, sebuah baju menawan, sepasang sepatu mengkilat. Betapa tidak sulitnya membayar minyak kenderaan, mengisi pulsa HP, membeli adonan-adonan yang mengenyangkan. Tapi berapa banyak yang saya sedekahkan. Berapa banyak yang saya iklaskan untuk dinikmati orang lain. Apakah rejeki yang tuhan berikan untuk saya hanya untuk saya? atau saya adalah jalur, setelah Allah berikan harus saya salurkan pada orang lain? Andai nanti Tuhan tanya, "kemana rizki yang Ku berikan padamu?" Cukupkan kujawab: "Sudah kuhabiskan ya Allah." Betapa memalukan! Sisihkanlah lebih banyak untuk orang lain. Ambil saja untuk dirimu secukupnya. Atau kurang dari cukup. Tidak makan siang sekali tidak akan membuatmu mati. Betapa banyak kesenangan yang kudapatkan. Punya rumah lumayan, punya temab banyak, punya material cukup, punya pekerjaan tetap, punya macam-macam. Tapi apakah aku memberikan kesenangan juga pada orang lain? Apakah aku justru menjadi beban orang? atau bahka musuh dan hantu yang menakutkan? Apa yang akan kukatakan pada Tuhan jika ia beratanya, "kebahagiaan apa yang telah kau berikan pada orang lain? "Senyuman". Hanya senyuman. Anak kecil juga bisa. Betapa banyak sudah teman yang kujalin. Dari serius, kurang serius, tidak serius. Dari akrab, teman dekat, jarang ketemu, pernah kenal dan pernah tahu. Dari yang bisa curhat, hanya bisa ngobrol, cuma bisa tertawa, hanya bisa menyapa, dan hanya bisa tersenyum. Banyak teman, banyak jenisnya. Tapi berapa banyak yang aku menjadi teladannya, aku menjadi dambaannya. aku menjadi tempat ia berkeluh kesah, aku menjadi tempat ia curhat dan mengatakan masalahnya. Aku hanya berkata, kita hanya berteman. Masalahmu adalah masalahmu sendiri dan aku akan menghadapi masalahku sendiri. Teman seperti apakah kau ini Tuhan? Betapa banyak nasehat yang aku dengar; di rumah, di kampus, di warung kopi, di mesjid, di pasar, dalam antrian bank, dalam menunggu panggilan dokter, dalam macam-macam. Setiap orang bicara ia memberiku sepotong nasehat. Betapa banyak ilmu yang aku baca. Dari buku, dari koran, dari bungkusan iakan asin, dari majalah, dari wabsite di internet, dari SMS, dari macam-macam. Tapi berapa banyak pula yang aku amalkan? yang aku praktekkan? yang akan implementasi dalam kehidupanku? Aku hanya belajar dan tahu, tapi tidak melakukannya dalam hidupku. Betapa banyak pengalaman. pengalaman hidup, pengalamn sekolah. pengalaman bekerja. pengalaman bercanda. pengalaman melakukan perjalanan. pengalaman melakukan kecurangan. pengalaman melakukan kejujuran. pengalam baik. pengalaman buruk, sakit, sedih luka. Dan sejuta pengalaman lainnya. Tapi apa yang aku palajari dari pengalaman itu? Teladan apa yang telah kuambil? Contoh apa yang telah kupakai? Aku malah terpuruk dua kali di lobang yang sama. Aku justru melakukan kesalahan yang sama berkali-kali. Aku ada orang yang tidak mau belajar dari ayat-ayat yang Tuhan berikan. Betapa banyak waktu kuhabiskan, di jalan, di rumah, istirahat, bersantai, menghabiskan waktu, membunuh kebosanan. betapa banyak masa yang kusiakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, untukku, untuk orang lain, bahkan juga untuk agama. Hatiku begitu lemah dikuasai ego. Dan ego menuntun jalan hatiku. Itulah kenapa begitu sedikit ibadahku, begit buru-buru shalatku, begitu pendek doaku, begitu ringkas zikirku. Untuk apa waktu panjang yang Kau berikan, Tuhan, jika kuisi dengan kezaliman dan kemurkaan. Tuhan. Aku adalah orang yang jika diberikan cobaan mengeluh, diberikan kesenangan lupa diri. Aku adalah insan yang jika diberikan kedudukan menyia-nyaiakan dan tidak bertanggung jawab, tapi kaalut tidak diberikan aku katakan Kau tidak adil. Aku ada manusia yang jika dijelaskan ogah mendengar, tapi jika tersesat menyalahkan orang. Aku ada tipe orang yang jika dikatakan yang benar aku gengsi mengakuinya. Aku merasa sudah lebih tahu dari apa yang mereka katakan. Tapi saat aku melakukan kesalahan kekatakan seribu alasan untuk membenarkan kesalahanku. Allah.... lindungi aku. Tunjuki aku. Tunjukkan aku yang benar itu baik lalu kuatkan aku melakukannya. Beritahu aku yang salah itu buruk dan berikanku kekuatan untuk meninggalkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun