Mohon tunggu...
Sehat Ihsan Shadiqin
Sehat Ihsan Shadiqin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis Itu Sehat, Sehat Itu Menulis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Kita Pahlawan

15 Agustus 2010   08:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Negeri ini hanya akan merdeka jika penghuninya telah mereka. Kemerdekaan hakiki adalah ketika setiap orang memiliki hak untuk mengaktualisasikan diri dengan tidak melanggar hak orang lain. Secara fitrah setiap orang memiliki keinginan untuk mnejadi "orang" dalam kehidupannya. Keinginan ini akan terwujud jika sistim yang berlangsung dalam kehidupan sosial dan tata negara mendukungnya. Dalam kehidupan sosial terlihat dengan berlangsungnya civil society sebagai wujud masyarakat yang berperadaban dan memiliki jiwa pluralitas dan semangat egaliter. Sementara adalam tatanegara terlihat pada adanya kepastian hukum dan perpenuhinya hak-hak masyarakat dalam berbagai tingkatan. Secara dejure -dengan proklamasi kemerdekaan- kita memang sudah merdeka. Pada 17 Agustus 1945 bapak bangsa telah memproklamirkan bahwa Indonesia telah menjadi negeri yang merdeka dari penjajahan asing, Belanda. Negara lain juga sudah mengakui kemerdekaan kita. Namun secara defacto negeri ini masih terjajah. Berbagai penderitaan yang diakibatkan oleh penjajahan, seperti kelaparan, penyakit, kebodohan, penindasan, dan lain sebagainya masih menjadi bagian dari kehidupan bangsa ini. Bukan hanya di pedalaman, di mana akses terhadap pembangunan dan informasi memang sangat jauh dan payah. Di perkotaan, di dekat bangunan megah pemerintahan, bahkan di dekat gedung wakil rakyat yang megah. Atau bahkan di dalamnya? siapa tahu. Berbeda dengan zaman dulu, sebelum proklamasi dikumandangkan, penjajahan sekarang dilakukan oleh bangsa sendiri. Preman-preman pasar yang menjajah pedagang kecil. Rentenir yang menjajah orang melarat. Dokter-dokter yang menjajah pasien. Birokrat yang menjajah rakyat. Wakil rakyat yang mengkhianati janjinya, menggunakan amanah untuk kepentingan sendiri dan kelompoknya, memanfaatkan kesempatan untuk mengubar nafsu tamaknya, adalah penjajah. Mereka yang tidak melakukan amanah padahal di pundahkkan ada tanggung jawab melaksanakannya adalah penjajah. Sebab dari tangannya lahir berbagai penderitaan yang diterima oleh banyak masyarakat di dengeri ini. Salah satu jalan mencapai kemerdekaan adalah, setiap orang harus memiliki jiwa pahlawan yang memerdekakan masyarakatnya. Menjadi pahlawan berarti melakukan yang terbaik sesuai dengan kapasitas masing-masing agar memberikan kontribusi yang nyata bagi kemerdekaan yang lebih besar dalam masyarakat. Ketika apa yang kita lakukan memberikan dampak baik pada orang lain maka itu adalah sebuah usaha perjuangan untuk kemerdekaan. Kita tidak terlalu perlu tahu bagaimana dampaknya, namun perbuatan baik, jujur, penuh dedikasi dan tanggung jawab, pasti akan berdampak pada tmbuhnya masyarakat yang merdeka. Mungkin momen peringatan kemerdekaan ini adalah waktu yang tepat untuk merenung kembali, sejauh mana kita telah menjadi pahlawan untuk bangsa ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun