Mohon tunggu...
Sehat Ihsan Shadiqin
Sehat Ihsan Shadiqin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis Itu Sehat, Sehat Itu Menulis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hujan di Kampung Kera

12 Desember 2010   11:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:48 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini hujan lagi. Hujan lebat. Sangat lebat, disertai gemuruh geledek dan kilatan halilintar. Sesekali cahaya terang menyilaukan mata. Sesaat kemudian sebuah suara gemuruh memekakkan telinga. Padahal pagi tadi nampak mentari bersinar di timur. Langit nampak biru cerah. Tapi sebelum tengah hari angin datang dari Selatan membawa awan. Warna hitam seolah begantungan di udara. Tidak lama kemudian sebuah suara menderu datang disertai dengan siraman lebat air hujan. Raja kera berlari ke bawah rimbun pohon bambu. Di sana ia dan seluruh rakyat kera berlindung. Mereka duduk tak bergerak di bawah beberapa helai daun kering yang tersangkut. Namun daun itu terlalu sederhana. Bahkan sang raja sendiri tidak sepenuhnya terlindungi. Rakyat jelata bangsa kera semuanya kebasahan. Banyak yang masuk angin dan demam menggigil. Karena sang raja diam saja, beberapa rakyat kera mulai berfikir, bagaimana caranya membangun tempat berlindung. Di bawah deru hujan mereka menyusun beberapa helai daun. Tidak kuat, tidak besar, tidak permenen, namun cukup untuk sementara melindungi tubuh mereka. Dari jauh Raja kera melihat apa yang dilakukan oleh rakyatnya. Lalu ia berkata; Raja dan jajaran kerajaan akan membangun rumah permanen untuk rakyat kera sekalian. Harap kita semua bersabar dengan hujan lebat ini. Setelah semua selesai, kita akan memenuhi keutuhan rakyat kera mendapatkan tempat tinggal. Raja kera akan mengganti semua kerusakan, memenuhi segala keutuhan, menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan rakyat kera. Saat ini mohon kita semua bersabar dan terus berdoa agar hujan berhenti dan kita bisa memulia hidup normal kembali. Entah karena sudah lelah, awan hitam itu lalu menghilang. Air hujan yang tadi mengguyur berubah menjadi terpaan cahaya yang panas membakar. Dengan sebuah gerak cekatan semua kera keluar dari rumpun bambu. Masing-masing menempuh jalan sendiri. Masing-masing melakukan kerja sendiri. Seperti sebelum hujan. Di mana raja kera? Dia dan konco-konconya menghilang, mencari jalan sendiri, melakukan kerja sendiri. Bikin album, ngurus partai, tebar pesona, atau apalah. Keesokan hari, saat hujan kembali menerpa, raja dan rakyat kera kembali berlindung di bawah rumpun bambu. Raja kera kembali berjanji, rakyat kera kembali mendengarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun