Mohon tunggu...
Sehat Ihsan Shadiqin
Sehat Ihsan Shadiqin Mohon Tunggu... profesional -

Menulis Itu Sehat, Sehat Itu Menulis\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tersesat ke Prambanan dan Ratu Boko

18 Oktober 2010   09:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:20 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba-tiba saya tersesat dan melihat sebuah tulisan; Prambanan 500 m. Lha, kok bisa sampai ke Prambanan? Ya sudah, ikut saja. Lagian memang belum pernah pergi ke sana. Siapa tahu ada yang menarik. Bukankah dulu saya selalu membacanya dalam pelajaran sejarah? Ini saatnya untuk melihat langsung bagaimana wujud yang sebenarnya. Ternyata, Candi Prambanan bukan objek wisata biasa, maksudku yang dapat dikunjungi kapan saja, suka-suka hati. Ia merupakan sebuah komplek luas yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis wisata yang lain. Candi tentu saja yang utama. Namun di dalam komplek itu juga ada beberapa candi yang lain yang lebh kecil, museum, kebun binatang, tempat main anak-anak, dan tentu saja, pasar seni kreasi yang memang selalu menghiasi setaip objek wisata di Yogyakarta. Enaknya, perjalanan ke sini memang bukan sebuah perjalan kebetulan, namun sebuah kesengajaan. Jadinya bisa lebih fokus menikmati semua objek yang ada di sana. Tapi ya sudah, mumpung sudah sampai. Saya dan Istri membeli tiket masuk yang ternyata mahal juga, Rp. 30.000. Rp. 20.000 kalau hanya mau ke Prambanan, namun ada paket yang ditawarkan sekalian wisata ke situs Rato Boko dengan transportasi gratis. Ya sudah, sekalian saja, mumpung lagi tidak banyak tugas dari kampus. Begitu masuk ke dalam komplek candi, saya senang menyaksikan taman yang indah, asri dan bersih terawat. Kalau semua objek wisata seperti ini saya sangat yakin program pemerintah Yogya untuk menjadikan kotanya sebagai kota wisata akan berjalan lancar. Pohon-pohon yang rindang, rumput yang hijau, fasilitas publik yang memadai, dan beberapa hiasan taman menjadikan tempat itu sangat nyaman dan teduh. Andai saya punya kesempatan, insyaallah saya akan datang ke sana lagi. Saya yakin dalam situasi seperti itu bisa menulis lebih banyak lagi. Dari jauh, Candi Prambanan sudah terlihat menjulang. Hitam keabu-abuan. Beberapa orang lain, bule, juga menuju ke aah candi. Terlihat dari jauh sekelompok orang sedang merehab candi, membersihkan dan dan mungkin juga menanta menjadi lebih rapi. Sepanjang jalan beberapa orang menawarkan kami untuk berfoto yang katanya langsung siap di tempat. Kebetulan saya membawa kamera sendiri, meskipun tidak bisa langsung siap, saya bisa mencetaknya kemudian. Atu mengirimnya ke Kompasiana.  Namun ada juga yang menawarkan buku, sejarah Prambanan. Nah... ini lebih menarik bagi saya. Rp. 8.000 dapat lima buku tipis kecil yang menginformasikan tentang prambanan,borobudur, kraton jogja, dan beberapa lagenda. Meskipun yang menurut saya lumayan bagus adalah buku tentang Prambanan dan Kraton Yogyakarta. Semakin mendekat semakin jelas nampak wujud Candi Prambanan. Sangat megah. Menceritakan tidak hanya tentang kepercayaan agama Hindu di masa lalu, namun juga tentang kehidupan sosial politik dan kemasyarakatan di masa itu. atu-batu alam yang dipahat rapi laludisusun menjadi sebuah bangunan dengan estetika tinggi adalah sebuah pekerjaan besar dan butuh seorang "arsitek" yang luasr biasa. Ada atau tidak ada sekolah arsitektur di masa itu, namun candi ini menjadi bukti betapa ilmu "arsitektur" telah berkembang pesat dalam masyarakat waktu itu. Sekilas Sejarah Prambanan Dari buku yang saya dapatkan di lokasi wisata, konon katanya, Candi Prambanan sebernya memiliki nama Candi Loro Jonggrang. Disebut Prambanan karena letaknya di daerah Prambanan, 17 Km dari kota Yogyakarta. Candi ini dibangu oleh raja-raja Dinasti sanjaya pada abad IX. Candi ini semula dibangun oleh Rakai Pikatan dan diselesaikan oleh Rakai Balitung pada tahun 856 M. Sebenarnya candi ini sudah musnah ditelan bumi karena gempa bumi, letusan Gunung Merapi dan perpindahan pusat kerjaan Mataram ke Jawa Timur. Namun saat Belanda menjajah pulau Jawa, mereka menemukan candi tersebut dan kemudian membangun ulang. Baru pada tahun 1953 Presiden Soekarno menyatakan Prambanan selesai dipugar, meskipun hingga saat ini masih banyak pemugaran yang belum selesai dilaksanakan. Komplek Candi Begitu dekat dengan komplek candi, terlihat banyak bebatuan yang sudah roboh dan berserakan di sana. Itu terdapat dilatar bawah candi. Hampir semua candi-candi kecil itu berserakan dan tidak berbentu sama sekali. Naik ke bagian tengah yang sedikit lebih tinggi, massih tersisa beberapa candi. Namun kebanyakan, juga sudah hancur lebiur. Hanya candi di bagian atas saja yang masih utuh dan lengkap. Inilha hasil pemugaran pertama oleh Belanda yang kemudian dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia. Apakah candi-candi yang sudah roboh itu masih bisa didirikan? Menurut seorang pemandu wisata, bisa saja, namun membutuhkan biaya yang banyak. Kalau semua didirikan, maka di sana akan ada 224 buah candi yang ukurannya 6 meter luas dan 14 meter tinggi, ada 16 candi di latar tengah dan atas hingga jumlah keseluruhan 240 buah candi. Semoga pemerintah memebrikan perhatian untuk membangun objek sejarah ini menjadi lebih baik. Setelah foto sana-sini kami diantar oleh petugas ke candi Boko, atau dikenal juga dengan Kraton Rato Boko yang letaknya 3 Km dari Candi Prambanan. Situs ini berada di atas perbukitan sehingga mengantarkan pemandangan alam yang luar biasa indahnya. Bahkan dari atas sana kita bisa saksikan kemegaha bangunan Candi Prambanan di tengah-tengah perkampungan penduduk. Candi Boko lebih seperti sebuah kraton. di sana ada pintu yang dbangun dengan megahnya, ada pemandian, ada tempat peribadatan, dan beberapa bagian lainnya. Namun perlu tenaga ekstra untuk menuju ke sana. Letaknya yang berada di atas pebukitan dan satu situs denga situs lain yang berjauhan menjadikan kita perlu energi plus untuk mengunjungi semuanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun