PERSAINGAN media dotcom di Indonesia akan semakin sengit. Bukan hanya persoalan kualitas, kecepatan, dan akurasi pemberitaan. Namun, dari sisi permodalan, tiga media online, detik, vivanews dan okezone terus mengokohkan diri dalam sebuah korporasi yang kuat. Ya, ketiga media dot com tersebut saat ini bernaung sama dengan kekuatan satu grup bersama media televisi.
Detik.com, portal situs dengan tagline ‘Situs Warta Era Digital’ ini, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, jaringan, dan modal, detik.com dikabarkan akan beralih kepemilikan mulai bulan depan.
Bermula dari dua pemilik saham minoritas detik.com, Tiger Investmen dan Mitsui&Co ingin melepas kepemilikannya. Nah, saat itulah, Grup Para ingin mengakuisisi detik.com. Group Para adalah perusahaan milik Chairul Tanjung, yang juga Bos Trans Corp yang menaungi TransTV dan Trans7.
Memang, Chairul Tanjung belum memberikan komentar secara resmi. Namun, rencana itu sudah bisa dipastikan. Apalagi, sudah ada uang pengikat yang diberikan Grup Para kepada detik.com sebesar US$ 10 juta.
Menurut Pemimpin Redaksi detik.com, Budiono Darsono, dalam sebuah wawancara, akuisisi 100 persen saham milik PT Agranet Multicitra Siberkom (Agrakom) oleh Grup Para, diharapkan bisa mendorong pendapatan keuntungan bersih perusahaan mencapai Rp 120 miliar pada tahun depan.
Sebelum detik.com, vivanews.com sudah bergabung dengan TVOne dan ANTV dengan bendera PT Viva Media Baru. Lalu, okezone.com dibawah payung MNC Group yang memayungi RCTI, MNCTV, dan Global TV. (Lihat rank ketiganya dalam Alexa menggunakan fastone capture pada 11 Juli 2011 sekitar pukul 06.00)
Dari sisi rating, memang detik.com masih unggul. Dari urutan 10 website terpopuler, detik.com menduduki peringkat pertama disusul kompas.com nomor dua. Sementara, posisi nomor tiga dan empat, saling diperebutkan oleh vivanews.com danokezone.com.
Rencana detik.com untuk memperkuat modal peruisahan dalam sebuah korporasi sangatlah wajar. Bukan hanya untuk mengejar keuntungan. Namun, kompetisi portal berita online di Indonesia, bila tidak memiliki grup akan sulit untuk mengembangkan sumber daya manusia dan network kedepan.
Menurut pelaku bisnis digital, Nukman Lutfie seperti dikutip Koran Tempo, 7 Juli, pembelian detik.com merupakan aksi korporasi yang tepat. Apalagi, portal berita ini tercatat nomor satu dalam pendapatan iklan setelah kompas.com.
Baca juga artikel media lainnya:
1. George Junus Kembali Guncang Cikeas
2. Buku Gerge Junus 'Dikecal' Partai Demokrat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H