Mohon tunggu...
Sehabuddin Abdul Aziz
Sehabuddin Abdul Aziz Mohon Tunggu... wiraswasta -

Blogger buku dan founder booktiin.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ciyus, Ini 12 Fakta SBY Gagal Tingkatkan Minat Baca

5 April 2013   17:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:40 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gagal meningkatkan minat baca di Indonesia. Beberapa hasil survei menunjukan, minat baca Indonesia terendah di Asia. Indikator lainnya yang menyedihkan, di Indonesia 1 buku dibaca oleh 5 orang.Bagaimana mau berpikir penerapan library digital demi mencerdaskan warganya?

Dalam konteks ini, benar apa yang dikatakan penulis bestseller ‘Lie Pi’, Yann Martel,“Begitu seseorang berkuasa atas diri saya, seperti Stephen Harper (Perdana Menteri Kanada), saya berkepentingan untuk mengetahui watak dan kualitas imajinasinya. Sebab, mimpi-mimpinya bisa menjadi mimpi buruk bagi saya.” Sekarang, siapa penulis Indonesia yang berani menguji kualitas imajinasi Presiden?

Sehabooks menemukan 12 fakta jika Presiden SBY yang juga Pelindung Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) gagal meningkatkan minat baca antara lain :


  1. Berdasarkan  data Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi IEA (International Association for the Evaluation of Education Achicievement), untuk kawasan Asia Timur, Indonesia memegang posisi terendah dengan skor 51,7, dibawah Filipina (skor 52,6), Thailand (skor 65,1), Singapura (skor 74,0) dan Hongkong (skor 75,5). Data lainnya dari UNDP,angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen. Sedangkan, Malaysia sudah mencapai 86,4 persen.
  2. Pada tahun 1991 berdasarkan laporan International Association for Evaluation of Educational dalam sebuah studi kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas IV di 30 negara dunia, Indonesia menempati urutan ke-29 setingkat di atas Venezuela. Bagaimana dengan buku kurikulum?
  3. Pada tahun 1992 hasil survei UNESCO menyebutkan, tingkat minat baca rakyat Indonesia menempati urutan 27 dari 32 negara.
  4. Pada tahun 1995 berdasarkan survei Departemen Pendidikan Nasional, sebanyak 57% pembaca dinilai hanya sekadar membaca tanpa memahami dan menghayati apa yang dibaca.
  5. Pada tahun 1998 berdasarkan studi dari Vincent Greannary yang dikutip oleh World Bank dalam sebuah Laporan bertajuk : Education in Indonesia from Crisis to Recovery” menunjukan,kemampuan membaca anak-anak kelas VI sekolah dasar Indonesia, hanya meraih nilai akhir 51,7%, Filipina 52,6%  Thailand 65,1%, Singapura 74,0% dan Hongkong 75,5%.
  6. Pada tahun 2002, Penelitian Human Development Index (HDI) yang dirilis UNDP menyebutkan, melek huruf Indonesia berada di posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009.
  7. Pada tahun 2003 berdasarkan laporan UNDP, Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks) menempati urutan yang ke 112 dari 174 negara di dunia. Sedangkan, Vietnam menempati urutan ke 109. Padahal, negara tersebut saat itu baru keluar dari konflik politik yang cukup besar.
  8. Pada tahun 2006 berdasarkan studi lima tahunan bertajuk Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), Indonesia  menempati posisi 36 dari 40 negara.
  9. Pada tahun 2006 berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukan, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%), mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca koran (23,5%).
  10. Pada tahun 2009 berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD), budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur.
  11. Tahun 2011 berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi).
  12. Pada tahun 2012 Indonesia nangkring di posisi 124 dari 187 Negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan 'melek huruf'. Indonesia sebagai Negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang.

Untuk mendapatkan berita buku terbaru bisa update www.sehabooks.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun