[caption id="attachment_146190" align="aligncenter" width="600" caption="Ketua KPK periode 2011-2015 Abraham Samad"][/caption] Abraham Samad, pria berjenggot asal Makasar menggemparkan publik. Doktor ilmu hukum tahun tahun 2010 yang juga penggiat anti korupsi di Makassar, ini akhirnya terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pria yang tak begitu popular di level nasional, telah memikat Fraksi-fraksi DPR untuk meminangnya sebagai ketua KPK mengalahkan jago aktivis anti korupsi, Bambang Widjoyanto. Bahkan, Ketua KPK incumbent Busyro Muqoddas sekalipun.
Dua jam setelah terpilih, saya menyaksikan komentar pertama dirinya di “Metro Hari Ini” pukul 17.00 kemarin. Ada aura optimis dari wajah tokoh muda Makassar ini untuk memulai memberantas korupsi. Termasuk, mencari petualangan tiga srikandi atau trio grils yang selama ini sulit diselesaikan antara lain: Neneng Wri Wahyuni, Nunung Nurbaeti, dan Andi Nurpati.
Salah satu ungkapan yang saya garis bawahi dari Abaraham Samad, dia tidak akan tebang pilih dalam pemberantasan korupsi. Dirinya bersama komisioner lain juga akan lebih fokus dengan kasus-kasus korupsi besar. Sementara, untuk kasus korupsi kecil akan diserahkan kepada kepolisian. “Saya tidak akan tebang pilih. Pun ada saudara saya yang korupsi maka saya akan menggantungnya,” tegasnya dalam wawancara tersebut.
Semoga ungkapan Abraham bukan gertakan pertama. Ucapan itu harus diperlihatkan kepada publik. Apalagi, tak semua pihak setuju dengan dirinya. Termasuk kelompok yang selama ini takut koleganya, saudaranya, isterinya, dan kroninya terbongkar kasus korupsi. Semoga Abraham bisa menepati janji itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H