Mohon tunggu...
Sehabuddin Abdul Aziz
Sehabuddin Abdul Aziz Mohon Tunggu... wiraswasta -

Blogger buku dan founder booktiin.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Petaka Penulis Buku Komik yang Ditangkap KPK

19 Agustus 2013   10:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:08 2204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KARIR seorang penulis buku komik ini berakhir sudah. Komik bertajuk "Eksplorasi Migas yang Ramah Lingkungan" rupanya tak se-ekploratif pola pikir sang penulisnya nan guru besar itu bisa ramah dari lingkungan korup. Puncaknya, hanya berselang 8 bulan sejak komik itu diterbitkan, secara mengejutkan ia tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (13/8/2013), karena diduga menerima suap Rp 7,2 miliar dari perusahaan migas Kernel Oil Pte Ltd.

Sang penulis itu adalah Rudi Rubiandini sekaligus mantan Kepala SKK Migas. Benar apa yang dikatakan oleh Ananda Sukarlan bahwa orang hebat tidak harus datang dari yang kuat. “Lihat saja! Berapa orang hebat yang berakhir di penjara karena korupsi. Jabatan mereka bisa sangat tinggi, duit milyaran, trilyunan rupiah, tapi tega merebut yang bukan haknya. Hebat apanya?” kata Ananda yang masuk dalam buku “The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century”.

Rudi Rubiandini banyak disebut sebagai sosok genuine dan sederhana. Apa hendak dikata, genuisitas mantan guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan penulis buku 'Teknik Operasi Pemboran', ini tak mampu membendung licin dan derasnya aliran minyak dan uang di SKK Migas yang dipimpinnya.

KPK sendiri, bukan kali ini saja menangkap pejabat publik sekaligus seorang penulis buku. Pada tahun 2005, Nazaruddin Sjamsudin mantan Ketua KPU sekaligus penulis 8 judul buku dalam rentang waktu 1984 sampai 2010 ini, diduga terlibat korupsi sampai akhirnya Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhi hukuman penjara selama tujuh tahun pada 14 Desember 2005.

KPK juga pernah menangkap Mulyana W Kusuma, anggota KPU sekaligus penulis bukuKejahatan dan penyimpangan dalam perspektip kriminologi’ (1988) karena diduga menyuap anggotaBadan Pemeriksa Keuangan (BPK) berkaitan dengan pengadaan logistik pemilu. Mulyana pun sempat mendekam di penjara selama setelah divonis 2 tahun 7 bulan akibat perbuatannya tersebut.

Tertangkapnya Rudi Rubiandini oleh KPK seperti noda minyak yang sulit dibersihkan oleh Rinso. Kehebatan seorang Rudi yang sebelumnya diandalkan bisa memperbaiki institusi SKK Migas harus sirna hanya dalam tempo beberapa bulan.

Wajar jika Presiden SBY sampai para pembantunya terkejut dan kaget. "Pak Presiden terkejut. Saya saja terkejut. Dengan terjadinya kasus itu, saya prihatin. Selama ini kami percaya sama dia, saya lihat dia orangnya baik, seorang guru besar,” kata Menteri ESDM Jero Wacik.

"Saya kaget dan tidak menyangka," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan. Menurut Dahlan, sosok Rudi merupakan orang sederhana. Ia memiliki tekad untuk memperbaiki beragam permasalahan yang menjerat sektor migas seperti persoalan keruwetan di dalam perizinan.

Bahkan, penulis buku Ekonomi Model Kentut’ ini sering melihat kesederhanaan Rudi yang ditunjukkan saat pulang mudik ke kampung halamannya di Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan menggunakan kereta ekonomi.

***

APA yang terjadi dengan Rudi Rubiandini dan para penulis buku yang sebelumnya ditangkap KPK, menjadi tanda bahwa orang hebat nan genuine, banyak yang lupa kalau buku yang mereka tulis adalah visibilitas dan otoritas yang harus dipertanggungjawabkan.

Para penulis Indonesia sejatinya bercermin dari seorang penulis novel asal Kanada, Yann Martel. Penulis buku novel  ‘Life of Pi’ tak sekedar menulis dan bermimpi. Akan tetapi memiliki keberanian untuk menguji kualitas imajinasi perdana menteri negaranya.

Penulis buku novel yang oleh The Huffington Post disebut sebagai salah satu film paling kuat tahun 2012 lalu, hampir tiga tahun lamanya tak bosan mengirimkan novel, kumpulan puisi, maupun drama kepada Stephen Harper, Perdana Menteri Kanada.

Selama berkorespondensi, Martel tak pernah satu kali pun memperoleh surat balasan dari Harper. Dengan latar belakang itu, Martel pun memiliki ide menulis buku ‘101 Letters to a Prime Minister’. Buku tersebut berisi surat-suratnya kepada Harper.

Martel meyakini, seorang pemimpin dunia yang tidak membaca, atau tidak ingin mengetahui tentang orang lain akan punya visi yang membutakan. Dan fiksi bisa menjadi cara terbaik untuk mengeksplorasi yang lain.

Martel mengaku, sebenarnya ia tak mau tahu apa yang dibaca orang lain. Masalahnya menjadi lain, ketika orang lain terjun ke politik dan berkuasa. “Begitu seseorang berkuasa atas diri saya, seperti Stephen Harper, saya berkepentingan untuk mengetahui watak dan kualitas imajinasinya. Sebab, mimpi-mimpinya bisa menjadi mimpi buruk bagi saya.”

***

KOMIK edukasi karya Rudi Rubiandini pun kini hanyalah kenangan. Alangkah malangnya nasib anak-anak yang membacabuku itu, ketika membaca, mendengar dan melihat sang penulisnya sudah tertangkap tangan KPK. Pertanggungjawaban apa ditengah menciptakan generasi anti korupsi, justru buku yang dibaca lahir dari seorang yang tengah terduga korupsi.

"Kami berharap anak-anak dapat mengenal baik industri ini dan pada akhirnya mereka memiliki kesadaran bahwa migas merupakan energi yang terbatas. Dengan demikian, timbul kesadaran bahwa mereka akan turut serta dalam penghematan energi bahkan menjadi pelaku pengadaan sumber energi alternatif di masa depan," kata Rudi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa saat meluncurkan buku komik tersebut.

Komik karya Rudi Rubiandini dan ilustrator Adrian Kuncoro itu, sudah dibagikan gratis ke anak-anak dan masyarakat, yang berada di daerah dekat dengan areal industri migas. Semoga dengan tertangkapnya sang penulis komik Rudi Rubiandini oleh KPK, bisa terungkap apa yang sebenarnya terjadi.****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun