Akhir-akhir ini, Ibu Sri Mulyani ditokohkan oleh Serikat Rakyat Independen sebagai capres 2014. Sebagai warga bangsa, saya memohon agar pencapresan sebagai Presiden ditolak atau ditunda sampai 2019 mendatang. Saya bukan bermaksud menghalangi hak Ibu sebagai warga bangsa untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Atau meragukan integritas dan kompetensi Ibu Sri Mulyani.
Ada tiga alasan sederhana mengapa Ibu Sri Mulyani harus menolak sebagai calaon presiden. Pertama, kedepan Indonesia membutuhkan figur yang benar-benar bersih dari dugaan Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Indonesia membutuhkan figur presiden yang nantinya tidak akan dipolitisir dan menjadi alat politik hanya karena dugaan korupsi. Nah, bila ibu Sri menjadi presiden, kasus Century tetap akan dijadikan alat politik dan menjadi alat delegitimasi oleh partai politik. Sehingga, dikkawatirkan agenda-agenda bangsa terbengkalai. Bahkan, lebih bijaksana bila Ibu Sri membiarkan aparat penegak hukum untuk membuktikan Ibu, bersih dari tuduhan tersebut. Kalau memang tidak bersalah, mengapa harus takut bila aparat penegak hukum dan DPR memroses kasus tersebut.
Kedua, Integritas Ibu sudah teruji saat menjadi Menteri Keuangan. Namun, kecerdasan dan kemampuan itu, belum bisa dijadikan uji materil bagi Ibu untuk memimpin Bangsa dan Negara. Bukan persoalan hitam putih tema-tema kebangsaan seperti ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya. Namun, Presiden kedepan yang dibutuhkan bukan hanya sosok yang cerdas namun juga tegas.
Ibu bisa lihat sendiri Bapak SBY, kurang apa kekuatan yang dimiliki. Beliau adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, partai pemenang pemilu. Namun, saking banyak persoalan bangsa, akhirnya beliau terlelap juga menyelesaikan tugas-tugas pokok bangsa. Salah satu buktinya tidak tegas menyelesaikan konflik di tubuh Partai Demokrat, banyaknya kejadian bencana yang lamban diselesaikan, dan program-program yang prorakyat tidak menyentuh rakyat miskin secara langsung. Saya sudah tuliskan persoalan tersebut disini.
Apalagi (maap), Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) baru seumur jagung. Bagaimana bisa berbuat untuk rakyat, bila partai yang akan mengusung Ibu harus berhadapan dengan masalah internal dan stuktural yang katanya hanya untuk lolos verifikasi. Persoalan program dan eksistensi partai yang sebenarnya sama sekali belum terukur.
Ketiga, Indonesia membutuhkan sosok Ibu bukan dalam kapasitas sebagai calon Presiden. Ibu harus bisa menjadi pemikir dan berada di garda terdepan membuat kebijakan ekonomi yang pro rakyat. Andaikan ada alasan, kalau hanya jadi pengamat atau praktisi ekonomi, tidak masuk dalam pusaran kekuasaan akan sulit membuat kebijakan. Lho, sekarang dukung saja Presiden yang mau memakai konsep-konsep Ibu yang pro rakyat itu.
Demikianlah surat saya untuk Ibu Sri Mulyani di Kompasiana. Terima kasih. Mohon maap kalau ada kata-kata yang tidak berkenan. Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H