Mohon tunggu...
Sehabuddin Abdul Aziz
Sehabuddin Abdul Aziz Mohon Tunggu... wiraswasta -

Blogger buku dan founder booktiin.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Effendi Penyerang Presiden Jokowi

2 Februari 2015   14:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:57 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak Jokowi masih dalam proses kampanye pemilihan presiden (pilpres), sosok Effendi Simbolon sudah sering mengritik. Bahkan, sampai 100 hari kerja Jokowi-JK, alumni SMA Negeri 3, Jakarta ini, terus melancarkan serangan kepada Presiden Jokowi melalui pernyataan yang pedas dan kontroversial.

Setidaknya ada empat pernyataan Effendi Simbolon baik kepada Jokowi langsung maupun terhadap kebijakannya, yang dihimpun Blog Politikerja dari berbagai sumber media antara lain:

Pernyataan Effendi Simbolon Pertama

“Kalau Jokowi Terpilih dan Berantas Mafia Migas Saya Akan Botak”

Pernyataan pedas Effendi simbolon tersebut disampaikan pada Kamis, 12 Juni 2014 dalam menyikapi soal mafia migas di PT. Pertamina Energy Trading (Petral).

Menurut dia, visi-misi Jokowi-JK memberangus mafia migas bisa terlaksana dan tidak berbelok atau disusupi kepentingan yang merugikan negara di bidang ketahanan energi.

"Saya juga nazar, kalau Jokowi terpilih dan berantas (mafia migas di) Petral (PT Pertamina Energy Trading Ltd), saya akan botak (gundul)," kata Effendi dalam sebuah diskusi di Jokowi-JK Center.

Akan tetapi, kalau hanya menang dan membiarkan Petral, dirinya tidak mau botak. Dirinya akan oposisi pada Jokowi. “Saya tidak akan subyektif ke orang. Saya subyektif hanya pada Tuhan," ujarnya.

Perkataan Effendi Simbolon Pertama

“Jokowi Tidak Sampai Dua Tahun Lengser”

Dalam sebuah diskusi di Jakarta pada 26 Januari 2015, Effendi Simbolon memberikan pernyataan kontroversial. Menurut dia, masa jabatan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia dinilai tidak akan berjalan mulus.

Menurutnya, masyarakat mulai sadar kinerja Jokowi yang tidak mampu mengelola pemerintahan. Hal itu dilihat dari cara kerja Jokowi yang belakangan menimbulkan kekisruhan di pemerintahan.
"Saya kira (Jokowi) tidak sampai dua tahun, paling hitungan bulan lagi lengser. Coba kita cek ke masyarakat, mereka sudah mendoakan agar Jokowi turun. Banyak PNS yang kecewa, sehingga setiap kali kunjungan mereka memilih menginap di tempat saudara," tegas Effendi.

Perkataan Effendi Simbolon Kedua

“Langkah Pak Jokowi Apa? Saya Belum Pernah Dengar”

Kritik pedas Effendi Simbolon kali ini disampaikan pada 10 November 2014 berkaitan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.

Menurut dia, rencana tersebut tidak dilakukan dengan alasan yang mendalam dan tidak akan menyelesaikan masalah. Pemerintah tidak pernah memberi alasan gamblang, dan hanya ingin mengambil jalan pintas dengan cara memangkas subsidi BBM.

"Langkah Pak Jokowi apa? Saya enggak pernah dengar. Kalau sakit di kanan, yang diobati di kiri, apa yang di kanan bisa sembuh? Jangan tutup mata, seolah-olah memberikan subsidi adalah dosa," kata Effendi Simbolon.

Effendi menegaskan, rencana menaikkan harga BBM bersubsidi merupakan konspirasi antara pemerintah dan pengusaha atau mafia minyak. Semua kader PDI-P yang tak menuruti atau melawan sikap resmi itu akan diberi sanksi oleh DPP PDI Perjuangan.

Perkataan Effendi Simbolon Ketiga

“Siapapun yang Mau Jatuhkan Jokowi, Saatnya Sekarang”

Masih dalam diskusi yang sama, Effendi Simbolon mengatakan, program kerja dan kebijakan Jokowi tidak sesuai dengan visi misi partainya. Sebab, kebijakan Jokowi kerap bertentangan dengan rakyat kecil.

"Siapapun yang mau menjatuhkan Jokowi, saatnya sekarang. Karena celahnya banyak sekali," tegas Effendi Simbolon.

Peluang untuk menjatuhkan Presiden Jokowi, kata dia, cukup besar. Peristiwa pergantian pemerintahan seperti Gusdur ke Megawati bisa terjadi.

"Peluang untuk menjatuhkan Jokowi besar sekali. Karena zaman Gusdur ke Megawati bisa saja terjadi. Kurang hebat apa Gusdur saat itu, tapi bisa lengser," kata Effendi.

Perkataan Effendi Simbolon Keempat

“Presiden Jokowi Prematur”

Kritik pedas Effendi Simbolon juga disampaikan dalam persoalan kinerja pemerintahan Jokowi. Presiden Jokowi kata dia, masih belum siap untuk menjadi Presiden. Sebab, banyak hal yang ia tangani sendiri.

100 hari Jokowi, kata dia, belum cukup beri penilaian. Dirinya tidak ingin mencari kesalahan yang lama. Tetapi, berangkatnya pemerintahan ini terus terang antara nakhoda dengan kru tidak saling kenal.

“Bayangkan, kalau antarkru tidak saling kenal. Tetapi, sebuah keniscayaan. Ini harus kita terima,” kata Effendi Simbolon.

Menurut Effendi, orang-orang di sekeliling Jokowi dalam menjalankan pemerintahan banyak tidak kompeten, sehingga membawa pengaruh buruk.

"Presidennya juga prematur. Yang atur anak kecil, yang diatur prematur, inkubator jadinya. Ketika Presiden selesaikan masalah KPK-Polisi yang dipanggil Wantimpres dong, ring dalam dong dimanfaatkan. Tetapi, ini malah dipanggil orang di luar sistem," katanya.

Namun demikian, kata Effendi, masih banyak waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kasat mata di awal periode pemerintahannya ini. Dia memberikan kebebasan kepada Pemerintah Jokowi-JK untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Siapa Sebenarnya Effendi Simbolon?

Dikutip dari Wikipedia, Effendi M. S. Simbolon lahir di Banjarmasin, 1 Desember 1964. Pada tahun 2009, ia berhasil menjadi anggota DPR RI setelah meraup suara sebanyak 59.718 suara. Effendi pernah menjabat wakil ketua komisi VII yang fokus pada bidang permasalahan Energi Sumber Daya Mineral, Riset, Teknologi dan Lingkungan Hidup.

Effendi Simbolon juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Sumber Daya dan Dana PDIP. Pada tahun 2008, simbolon dipercaya menjabat sebagai Ketua Umum PB Lembaga Karatedo Indonesia (PB Lemkari) sampai tahun 2012.

Effendi Simbolon juga merupakan salah satu penggagas dan Ketua Umum Pusat Punguan Simbolon dohot Boruna se-Indonesia (PSBI). Organisasi ini merupakan perkumpulan bagi keluarga dengan marga Simbolon.

Effendi Simbolon menempuh pendidikan di SD Negeri Cendrawasih, Banjar Baru, Kalimantan Selatan (1969-1975). Kemudian, SMP Negeri 41 Jakarta (1975-1979) dan dilanjutkan pendidikan SMA Negeri 3 Jakarta (1979–1982).

Pendidikan Sarjana Strata Satu ditamatkan di Universitas Jayabaya (1983–1988). Kemudian melanjutkan Strata Tiga di Hubungan Internasional di Universitas Padjajaran (2012-2013). Dan Strata Tiga di Hubungan Internasional di Universitas Padjajaran.***/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun