Mohon tunggu...
Seftia Riyani
Seftia Riyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemula menulis, jiwa meluap

Halo! Saya adalah seorang penulis baru yang penuh semangat di Kompasiana. Saya sangat antusias untuk berbagi cerita, pandangan, dan pemikiran melalui tulisan saya. Saya senang menggali isu-isu sosial, budaya dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat Pilihan

Forest Bathing: Solusi Efektif Hadapi Kualitas Udara Jakarta yang Terburuk di Dunia

27 Juni 2023   16:37 Diperbarui: 9 Juli 2023   09:20 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: rebelwalls.com)

Kualitas Udara Jakarta Terburuk pada Kamis, 15 Juni (Foto: katadata.co.id)
Kualitas Udara Jakarta Terburuk pada Kamis, 15 Juni (Foto: katadata.co.id)

Jakarta saat ini menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan databoks per 15 Juni 2023, yang mengundang kekhawatiran besar terhadap kesehatan dan lingkungan. Namun, praktik forest bathing menawarkan solusi unik dengan manfaat positif, seperti mengurangi stres dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keprihatinan serius tentang kualitas udara di Jakarta. Organisasi tersebut telah mengidentifikasi Jakarta sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi udara yang sangat tinggi, yang berpotensi mengganggu kesehatan warganya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan polusi udara dapat berdampak serius terhadap kesehatan, termasuk meningkatkan risiko terkena stroke, penyakit jantung, kanker paru-paru, serta menyebabkan masalah pernapasan akut dan kronis. WHO menekankan pentingnya tindakan segera oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi emisi polutan, meningkatkan kualitas udara, dan melindungi kesehatan masyarakat. WHO mendorong kebijakan sektor yang sehat untuk mengurangi risiko polusi udara dalam dan luar ruangan serta mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. WHO memberikan dukungan teknis, memantau tren global dan dampak kesehatan, serta mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi paparan polusi udara. Melalui kemitraan dan upaya digital, WHO berperan dalam membantu pemerintah dan pemangku kepentingan sektor emisi dalam menghadapi tantangan polusi udara.

Yogi Ikhwan, Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengambil tujuh langkah untuk mengatasi polusi udara. Upaya ini meliputi pembaruan dan pengujian emisi kendaraan, kebijakan ganjil-genap, tarif parkir, congestion pricing, pembatasan usia kendaraan, peralihan moda transportasi, serta peningkatan fasilitas pejalan kaki. Selain itu, pemerintah juga fokus pada pengendalian polutan industri, penghijauan infrastruktur publik, dan beralih ke sumber energi terbarukan. Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor telah dikeluarkan untuk mengontrol emisi dari kendaraan. Mereka juga sedang menyusun Grand Design Pengendalian Pencemaran Udara yang akan menjadi Strategi Pengendalian Pencemaran Udara (SPPU) berdasarkan Keputusan Gubernur. Dalam rangka penyusunan regulasi yang tepat, Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan kalangan akademisi, praktisi, dan LSM yang peduli terhadap lingkungan. Informasi ini disampaikan oleh Yogi kepada BBC Indonesia pada tanggal 8 Juni 2023.

Seiring dengan itu, IQAir mendorong masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil tindakan perlindungan terhadap polusi udara. Langkah-langkah yang disarankan termasuk penggunaan masker saat berada di luar ruangan, penggunaan alat penyaring udara (air purifier), dan memantau secara rutin kualitas udara di sekitar mereka. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini tentang cuaca dan iklim melalui layanan yang disediakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Forest bathing atau shinrin-yoku, juga dikenal sebagai mandi hutan, adalah praktik yang berasal dari Jepang di mana seseorang merasakan kehadiran alam melalui indera. Ini bukanlah aktivitas olahraga seperti hiking atau jogging, tetapi lebih tentang menghabiskan waktu di alam bebas. Dalam podcast Gentle Find, Dr. Qing Li menjelaskan bahwa stres telah diakui sebagai epidemi kesehatan pada abad ke-21 oleh WHO. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara mengelola stres. Stres dapat memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol, adrenalin, dan non-adrenalin, yang dapat berkontribusi pada berbagai penyakit seperti kanker, depresi, hipertensi, penyakit kardiovaskular, stroke, obesitas, dan banyak lainnya. Namun, mandi hutan telah terbukti dapat mengurangi hormon stres ini. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Qing Li menunjukkan bahwa mandi hutan dapat menurunkan kadar hormon stres mental dan fisik, seperti adrenalin dan kortisol, yang tidak dapat ditemukan dalam lingkungan perkotaan. Dengan demikian, praktik forest bathing dapat membantu menurunkan tingkat stres secara menyeluruh dalam tubuh manusia.

Kualitas udara yang mengkhawatirkan di Jakarta telah menjadi masalah yang membutuhkan penanganan serius, dengan dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan kualitas hidup warganya. Jakarta, yang saat ini menempati peringkat teratas sebagai kota dengan tingkat polusi udara paling tinggi di dunia, menjadi alarm yang mengingatkan kita akan penambahan permasalahan polusi udara di lingkungan perkotaan. Namun, dalam menghadapi tantangan ini, muncul solusi unik yang menarik, yaitu praktik forest bathing. Dengan merangkul alam dan merasakan kehidupan di hutan, praktik ini menawarkan manfaat yang luar biasa, seperti meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.

(Foto: thriveglobal.com)
(Foto: thriveglobal.com)

Saat kualitas udara di Jakarta mencemaskan, praktik forest bathing menyediakan kesempatan bagi penduduk kota untuk meninggalkan sejenak lingkungan perkotaan yang tercemar dan menikmati ketenangan di tengah keindahan alam. Di tengah realitas yang ada, mengadopsi praktik forest bathing menjadi cara yang menyegarkan dan bermanfaat bagi warga Jakarta untuk mengurangi dampak negatif polusi udara serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan melibatkan diri dalam pengalaman dan interaksi dengan alam yang alami, individu dapat merasakan efek penyegaran dan pemulihan yang diberikan oleh praktik ini.

Kualitas udara yang memprihatinkan di Jakarta menjadi isu yang mendesak dengan dampak serius bagi kesehatan dan kualitas hidup warganya. Sebagai salah satu kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, langkah-langkah segera diperlukan. Dalam konteks ini, praktik forest bathing muncul sebagai solusi yang unik dengan manfaat positif, seperti mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan tindakan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, seperti mengurangi emisi polutan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kualitas udara. Selain itu, investasi dalam pembangunan ruang hijau dan promosi praktik forest bathing juga dapat memberikan kontribusi signifikan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Jakarta dapat menghadapi tantangan polusi udara dengan lebih baik, melindungi kesehatan penduduk, dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun