Teori Imogene king lebih mengedepankan interaksi antara perawat dengan pasien,perawat dengan klien, dan perawat dengan teman sejawaat (tenaga medis lainnya). Contoh untuk konseptual king dalam pembuatan asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan Dalam membuat asuhan keperawatan terdiri dari beberapa langkah :
- Pengkajian : Aplikasi konseptual king pada tahap ini adalah menggali informasi dari pasien / klien dengan tetap menjaga komunikasi dengan baik dan mampu menyesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya pasien.
- Diagnosa keperawatan : Dalam tahap ini setelah melakukan pengkajian perawat dapat memberikan kesimpulan awal dan tetap menjaga komunikasi yang baik kepada pasien/ klien dan keluarga.
- Perencanaan : Ditahap ini perawat mengkomunikasikan hasil diagnosa kepada tenaga medis lain (Dokter,teman sejawat).
- Implementasi : Dalam tahap ini yaitu pengaplikasiannya tetap berkomunikasi dan bekerja sama dalam penanganan terhadap pasien.
- Evaluasi : Tetap meminta penilaian dari hasil penanganan yang telah dilakukan terhadap pasien.
Komunikasi disini adalah bagaimana profesi perawat tetap mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasien karena ada sebuah teori yang menyebutkan bahwa salah satu cara mempercepat sebuah proses penyembuhan yaitu dengan adanya komunikasi yang baik dan tetap memperhatikan aspek sosial dan budaya sekitar. Perawat harus bisa berinteraksi dengan baik harus bisa menggali bagaimana perasaan pasien bisa menempatkan diri dan memiliki sifat empati tidak hanya kebutuhan fisik yang di gali dan di berikan perawatan tetapi juga hatrus menggali secara komprehensif baik psiko,sosio dan spiritual sehingga pasien bisa menganggap perawat sebagai seorang teman dan pasien bisa merasa nyaman ketika berada dirumah sakit.
Pendidikan
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohio State University bagi design kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan dai University of Texas Houston. Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir. Berguna dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, dan menjabarkan hipotesa bagi penelitian. Menyediakan alat-alat sistematis sebagai pandangan profesi perawat, pengorganisasian tubuh, pengetahuan keperawatan dan penjelasan keperawatan sebagai disiplin ilmu.Â
Kerangka berpikir King telah di gunakan di Ohio State University bagian design kurikulum progam keperawatan dan di tampilkan di University of Texas Houston. Konsep-konsep King sangatlah berguna dalam mengembangkan kerangka berpikir di pendidikan keperawatan.Prestasi mahasiswa merupakan sebuah tujuan pencapaian (goal) bagi mahasiswa, dosen, dan keluarga mahasiswa. Menurut King"The goal of nursing is to help individuals and groups attain, maintain, and restore health". Penerapan goal attainment theory (GAT) dapat diterapkan pada area pendidikan di proses pembelajaran dalam pendidikan keperawatan.Â
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mashudi (2018) penerapan model pembelajaran JIGAT Plus terhadap prestasi mahasiswa yang mengaplikasikan teori Imogine King Goal attainment theory dijelaskan bahwa komponen penting dipendidikan keperawatan adalah interaksi dosen keperawatan, mahasiswa keperawatan, dan institusi keperawatan dengan goal (tujuan pencapaian) prestasi mahasiswa. Dengan demikian teori pencapain tujuan KING perlu juga di terapkan di kurikulum universitas-universitas di Indonesia untuk meningkatkan prestasi dan pola berpikir mahasiwa.
oleh :Seftiani Utami.S.Kep.,Ns  Â
pembimbing :Erna Rochmawati,S.Kp.,MNS.M.Med.Ed.,DNScÂ
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H