Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Ramadan 2023, Membentuk Karakter dari Keluarga

23 Maret 2023   18:10 Diperbarui: 23 Maret 2023   18:20 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadan/bulan puasa tahun 2023 sudah dimulai sejak penetapan oleh pemerintah republik Indonesia. hal ini dilakukan melalui sidang isbat. Bulan puasa tahun 2023 dimulai tanggal 23 Maret  sampai dengan 22 April 2023. Ramadan sendiri merupakan bulan yang dianggap sebagai suci yang dinanti oleh umat beragama Islam. Bulan ini dinilai membawa berkah penuh rahmat dan penuh ampun. Setiap Ramadan semua penganut agama Islam diwajibkan berpuasa.

Puasa sebagai upaya menahan diri dari makan, minum, berhubungan seks (bagi yang sudah berkeluarga), dan semua hal yang dapat membatalkan puasa di sepanjang siang hari. Puasa sendiri dimulai sejak awal azan subuh berbunyi (saat terbit fajar) sampai awal azan Magrib (matahari terbenam). Melakukan puasa di bulan Ramadan dinilai dapat meningkatkan keimanan dibandingkan dengan berpuasa  di luar Ramadan. Kegiatan berpuasa ini juga bisa dikatakan sebagai media untuk pendidikan karakter manusia. Seseorang bisa mengubah pribadi menjadi berkualitas secara pribadi dan juga secara sosial.

Karakter 

Karakter sendiri adalah nilai-nilai luhur dari perilaku manusia dan  berhubungan dengan Tuhan atau Sang Pencipta, diri orang itu sendiri, sesamanya, dan lingkungan dalam suatu bangsa/negara. Karakter ini dapat terwujud melalui pikiran, perasaan, sikap, perkataan, dan perbuatannya sesuai norma yang berada dalam agama, hukum, budaya dan adat istiadat di suatu wilayah. Karakter juga bisa dikatakan sebagai watak, sifat, budi pekerti, dan atau akhlak seseorang yang mencirikan serta menjadi pembeda perilaku atau tindakan, dan perbuatan setiap hari. 

Thomas Lickona menyatakan bahwa karakter akan cenderung konsisten secara lahiriah maupun batiniah. Karakter ini dipakai untuk merespon situasi dengan cara baik dan bermoral. Karakter bisa berhubungan dengan pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Semuanya saling terkait satu sama lain.

Penanaman karakter perlu dilakukan sejak usia dini atau masih anak-anak. Hal ini dikarenakan perilaku anak bisa terbentuk oleh didikan dari orang tua. Hal berpuasa bisa membentuk karakter jasmani dan rohani. Puasa bisa membentuk kedisiplinan yang berpuncak pada ketakwaan kepada Sang Pencipta. Ketakwaan merupakan salah satu karakter dasar dari orang beriman.

Baca Juga: Perilaku Flexing, Antara pamer Harta dan Harga Diri di Media Sosial

Saat puasa bulan Ramadan bisa jadi momentum dalam melatih dan membentuk karakter anak sehingga bisa memiliki prinsip sabar, ikhlas, tidak mudah menyerah, tangguh, saling mengasihi dan saling berbagi dengan sesamanya. Orang tua dapat menggunakan bulan puasa untuk membimbing dan memberi teladan kepada anaknya. 

Orang tua dapat membentuk perilaku anaknya melalui tiga kebutuhan dasarnya yaitu kedekatan psikologi dengan ibunya, memberi rasa aman pada anak, dan memberi stimulasi fisik maupun mentalnya. Puasa bisa membuat orang agar berlaku jujur kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain, karena ini menjadi moral dan akhlak seseorang. Namun dalam pembentukan karakter ada faktor internal dan faktor eksternal yang mampu memengaruhinya.

Faktor Internal atau Kebiasaan

Faktor yang penting dalam perubahan perilaku seseorang adalah kebiasaannya. Kebiasaan berbuat baik yang berulang menjadi karakter. Kebiasaan melakukan suatu kebaikan tergantung pada beberapa hal ini:

  • Kata Hati

Setiap manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu bisa berbisik dan memberikan dorongan untuk bertindak atau biasa orang menyebutnya dengan suara hati atau kata hati. Kata hati ini terkadang memberi isyarat atau peringatan kepada dirinya bahwa ada bahaya atau hal buruk. Suara hati memberikan sinyal ketika seorang berbuat hal buruk dan berusaha mencegah, atau mendorong untuk melakukan kegiatan yang baik. Suara hati atau kata hati bisa terus diasah untuk memberikan kekuatan rohani seseorang.

  • Kemauan atau kehendak

Kemauan adalah suatu dorongan kuat dari dalam diri seseorang agar berperilaku sungguh-sungguh dengan niat yang baik atau buruk. Kemauan  bisa mendatangkan ide, pengetahuan, keyakinan dan kepercayaan.

  • Naluri atau insting

Naluri adalah bawaan manusia sejak lahir. Perbuatan seseorang berawal dari satu kehendak yang di dorong oleh naluri atau insting.

  • Keturunan

Keturunan adalah faktor yang bisa memengaruhi tindakan atau perbuatan seseorang. Perilaku orang tua akan ditiru oleh seorang anak. Hal ini karena orang tua menjadi orang pertama yang berada di sekitar anak, yang mengajarkan banyak hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun