Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Berbagi Takjil: Fenomena Bulan Ramadan di Indonesia

19 Maret 2023   14:45 Diperbarui: 19 Maret 2023   14:47 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabuburit UKM Olahraga Poliwangi Puasa Tahun 2021

Masyarakat Indonesia yang akan melakukan banyak kegiatan atau aktivitas dalam menyongsong bulan puasa, seperti bersih-bersih lingkungan, bersihkan tempat ibadah atau masjid, kumpul dan makan bersama, ziarah ke kubur bahkan situasi tayangan televisi nasional semua bernuasa bulan puasa/ Islami. 

Tidak heran juga dunia digital saat ini banyak muncul iklan minuman untuk puasa, belanja puasa dan lainnya. Selama bulan puasa ada beberapa fenomena yang hanya muncul di Indonesia, membunyikan toa masjid tanda sahur dan berbuka tiba, memukul bedu, bukber (buka bersama) atau ngabuburit. 

Istilah ngabuburit berasal dari bahasa orang Jawa Barat atau Suku Sunda yaitu ngabuburit. Istilah ini sangat fenomenal di Indonesia pada saat bulan puasa. 

Kegiatan ini biasanya dilakukan pada sore hari menjelang berbuka puasa atau sore hari. Kegiatan ngabuburit di masyarakat Indonesia yang paling banyak dilakukan yaitu berburu atau berbagi takjil.

Takjil sendiri diartikan sebagai minuman atau makanan ringan dalam mengawali berbuka puasa. Dalam kegiatan takjil ini akan muncul masyarakat yang melakukan aktivitas berjualan takjil.

Pemerintah juga ikut mendukung pasar takjil, hal ini mengingat bisa mendatangkan keuntungan secara finansial bagi masyarakat. Fenomena pasar takjil ini hanya akan muncul pada saat bulan puasa. Pasar ini tersedia jajanan dan minuman khas buatan masyarakat lokal. Setiap daerah produk takjilnya berbeda-beda. Menjelang sore masyarakat akan selalu berburu takjil.

Berbagi Takjil Oleh UKM Olahraga Poliwangi
Berbagi Takjil Oleh UKM Olahraga Poliwangi

Selain berburu takjil, ada kelompok masyarakat atau organisasi berusaha untuk membuat dan berbagi takjil secara gratis. Kelompok masyarakat ini berkeyakinan bahwa berbagi atau memberi jauh lebih baik dari pada menerima. Alasan lain dari kelompok ini juga bahwa mungkin ada sebagian masyarakat tidak seberuntung mereka dalam mendapatkan rejeki. Dengan berbagi takjil maka pahala mereka akan dilipatgandakan oleh Tuhan.

Fenomena takjil ini hanya sudah menjadi tradisi lokal orang Indonesia. fenomena ini sudah sering diperdengarkan oleh banyak penceramah. Para penceramah mencoba menjelaskan dari berbagai sudut ilmu pengetahuan. Selain penceramah, juga banyak tulisan-tulisan ilmiah dalam bentuk jurnal di internet sini yang mendukung fenomena takjil ini.

Fenomena merupakan wujud dari berbuat baik atau bersedekah. bisa membuat kita bersih dari pikiran yang kotor, dan cara kita mengasihi sesama. Ketika hidup saling mengasihi maka amal baik dapat dilipatgandakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekian goresan pena yang singkat terkait takjil, semoga, bermanfaat..!!

Baca Juga: Perilaku Flexing, Antara Pamer Harta dan Harga Diri di Media Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun