Masyarakat Indonesia yang akan melakukan banyak kegiatan atau aktivitas dalam menyongsong bulan puasa, seperti bersih-bersih lingkungan, bersihkan tempat ibadah atau masjid, kumpul dan makan bersama, ziarah ke kubur bahkan situasi tayangan televisi nasional semua bernuasa bulan puasa/ Islami.Â
Tidak heran juga dunia digital saat ini banyak muncul iklan minuman untuk puasa, belanja puasa dan lainnya. Selama bulan puasa ada beberapa fenomena yang hanya muncul di Indonesia, membunyikan toa masjid tanda sahur dan berbuka tiba, memukul bedu, bukber (buka bersama) atau ngabuburit.Â
Istilah ngabuburit berasal dari bahasa orang Jawa Barat atau Suku Sunda yaitu ngabuburit. Istilah ini sangat fenomenal di Indonesia pada saat bulan puasa.Â
Kegiatan ini biasanya dilakukan pada sore hari menjelang berbuka puasa atau sore hari. Kegiatan ngabuburit di masyarakat Indonesia yang paling banyak dilakukan yaitu berburu atau berbagi takjil.
Takjil sendiri diartikan sebagai minuman atau makanan ringan dalam mengawali berbuka puasa. Dalam kegiatan takjil ini akan muncul masyarakat yang melakukan aktivitas berjualan takjil.
Pemerintah juga ikut mendukung pasar takjil, hal ini mengingat bisa mendatangkan keuntungan secara finansial bagi masyarakat. Fenomena pasar takjil ini hanya akan muncul pada saat bulan puasa. Pasar ini tersedia jajanan dan minuman khas buatan masyarakat lokal. Setiap daerah produk takjilnya berbeda-beda. Menjelang sore masyarakat akan selalu berburu takjil.
Selain berburu takjil, ada kelompok masyarakat atau organisasi berusaha untuk membuat dan berbagi takjil secara gratis. Kelompok masyarakat ini berkeyakinan bahwa berbagi atau memberi jauh lebih baik dari pada menerima. Alasan lain dari kelompok ini juga bahwa mungkin ada sebagian masyarakat tidak seberuntung mereka dalam mendapatkan rejeki. Dengan berbagi takjil maka pahala mereka akan dilipatgandakan oleh Tuhan.
Fenomena takjil ini hanya sudah menjadi tradisi lokal orang Indonesia. fenomena ini sudah sering diperdengarkan oleh banyak penceramah. Para penceramah mencoba menjelaskan dari berbagai sudut ilmu pengetahuan. Selain penceramah, juga banyak tulisan-tulisan ilmiah dalam bentuk jurnal di internet sini yang mendukung fenomena takjil ini.
Fenomena merupakan wujud dari berbuat baik atau bersedekah. bisa membuat kita bersih dari pikiran yang kotor, dan cara kita mengasihi sesama. Ketika hidup saling mengasihi maka amal baik dapat dilipatgandakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekian goresan pena yang singkat terkait takjil, semoga, bermanfaat..!!
Baca Juga:Â Perilaku Flexing, Antara Pamer Harta dan Harga Diri di Media Sosial