Mohon tunggu...
Sefri Ton
Sefri Ton Mohon Tunggu... Penulis - Sang Pujangga

Suka jalan, suka nulis, suka nyanyi, suka main bola, suka hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Chairil Anwar yang Cerdas, tapi Menderita

31 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:14 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang mengenal Chairil Anwar sebagai seorang seniman atau penyair hebat era tahun 1945 di Indonesia. Chairil Anwar hidup dan hanya bercita-cita menjadi seorang seniman. 

Walaupun pada zaman 1940-an merupakan masa yang belum terlepas dari penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia. Namun Chairil Anwar secara konsisten terus berkarya lewat sastra. 

Usaha dari Chairil Anwar membuat sahabat-sahabatnya dinobatkan sebagai pelopor Anggkatan '45, walaupun selama hidup banyak karya tidak diterbitkan. Chairil Anwar hidup 26 Tahun (1922 -- 1949), akan tetapi mampu mempengaruhi kesustraan dunia. 

Dalam Tulisan ini kita coba melihat kisah hidup Chairil Anwar Ini dan karyanya. Kisah Hidup dan karyanya dapat memberikan kita manfaat.

  • Chairil Anwar Terlahir Sendiri (Anak Tunggal), Saat Muda Hidup Berantakan

Chairil Anwar dilahirkan di Sumatera Utara atau Kota Medan pada tanggal 26 Juli 1922. Hidup sebagai anak tunggal dari pasangan Toeloes bin Haji Manan dan Saleha alias Mak Leha. 

Kedua orang tua ini berasal dari Payahkumbuh, Sumatera Barat. Ayah Chairil Anwar pada masa itu bekerja sebagai ambtenaar (pegawai negeri zaman Belanda). Ayahnya menjadi bupati Rengat pada tahun 1948. Namun ayahnya tewas dibunuh dalam Pembantaian Rengat pada tahun 1949. 

Chairil Anwar dan Mak Leha pindah ke Batavia. Chairil Anwar bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) atau sekarang sekolah dasar (SD). 

Chairil Anwar melanjutkan sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau sekarang (SLTP) namun putus sekolah di kelas dua. Chairil Anwar berusaha belajar bahasa Inggris, Belanda, dan Jerman secara otodidak dan mandiri. Hal ini membuat dia banyak membaca dan menerjemahkan sastra dari luar negeri.

Ayah Chairil Anwar seorang yang keras dalam mendidiknya. Mungkin karena hal inilah yang membuat Chairil Anwar memiliki sifat dan kemauan keras. Chairil Anwar kerap menjadi sosok tidak mau mengalah, emosi yang terus meluap-luap dan semangat membara.

Bersyukur Chairil Anwar hidup pada masa itu, walaupun menderita namun masih bisa belajar dan menghasilkan karya sepanjang masa. Andai Chairil Anwar terlahir di zaman sekarang akankah memiliki karya seperti ini?

  • Chairil Anwar Hanya Bisa Menulis Puisi Untuk Perempuan Dambaan Hati, Tapi Cinta Tidak Pernah Memilikinya

Chairil Anwar memiliki rupa dan paras indah. Chairil Anwar juga pintar mengambil hati dan mudah terpikat para wanita. Gelombang antara cinta dan berahi mengalir sangat deras, sehingga tidak dapat digenggam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun