Mohon tunggu...
Pretty Sefrinta Anggraeni
Pretty Sefrinta Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Never stop learning. Never stop thinking | Ig: sefrintapretty

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hindari Pola Pikir Biner di Era Digital

8 Agustus 2023   16:20 Diperbarui: 8 Agustus 2023   16:28 2660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Categories move us toward certainty, but away from clarity". Bob Johansen.

Saat belajar matematika pasti kita pernah dengar kata "biner". Biner adalah bilangan yang hanya mengenal dua simbol yaitu 0 dan 1. Pemikiran ini membentuk kondisi dimana seseorang hanya mengenal ya atau tidak, bisa atau tidak bisa, setuju atau tidak setuju, tanpa mengenal adanya istilah mungkin, bisa jadi, hampir, dan lain sebagainya. Sama seperti halnya seorang anak yang melihat dunia dari dua sudut pandang, hitam dan putih, superhero dan vilain.

Apa itu Pola Pikir biner?

Pola pikir biner adalah kondisi berpikir yang hanya mengenal dua sisi dan hanya dapat memilih salah satu. Disebut juga dengan pemikiran dikotomis, cara berpikir ini menjadi sederhana bagi kita untuk memproses ide dan situasi yang kompleks. Sementara area abu-abu di tengah ini sering diabaikan atau tidak diperhatikan. Area abu-abu memang ada dan menonjol di setiap isu. Mungkin membuat kita merasa lebih baik memikirkan dan memilih anatara dua opsi, seperti hitam atau putih, ini atau itu, mereka atau kita, tapi itu bukanlah cara kerja dunia.

Pemikiran biner membantu kita merasakan kepastian. Suatu ketidakpastian atau kompleksitas bisa menakutkan dan menimbulkan kecemasan, jadi tidak heran orang memilih ke dalam pemikiran biner, terutama pada saat-saat yang tidak pasti seperti yang kita alami saat ini.

Kompleksitas dunia bisa sangat luar biasa untuk dipikirkan, terutama ketika memikirkan tentang pandemi global, kerusuhan rasial, dan masa depan kelangsungan hidup. Oleh karena itu, otak kita mengambil jalan pintas untuk membuat kita merasa lebih baik dan kita terlalu menyederhanakan.

Bahaya Pola Pikir Biner di Era Digital

Pola pikir inilah yang dapat menjadi masalah di era digital. Kemudahan mengakses informasi yang diinginkan oleh masyarakat digital saat ini membuat kita hanya mengetahui apa yang kita ingin tahu saja. Tidak ada kesempatan informasi lain yang tidak ingin diakses. Saat kita terlibat dalam pemikiran biner, kita terjebak membuat asumsi dan menghakimi. Pemikiran biner juga mengarah pada konflik dan keterpisahan. Saat kita membuat asumsi tentang orang lain dengan mengelompokkannya ke dalam kategori yang sudah terbentuk sebelumnya, kita tidak ingin tahu tentang mereka, dan kita tidak mencoba menyelidikinya yang mungkin membuat kita lebih dekat. Mengapa repot-repot mengenal seseorang ketika Anda sudah memiliki gambaran yang jelas tentang siapa mereka?.

Ini jalan yang berbahaya karena mengarah pada pemikiran rasis, fanatik terhadap informasi yang diterima, dan hubungan yang dangkal dengan orang lain. Pemahaman seperti ini memungkinkan seseorang menjadi keras kepala akan argumen yang didapatkan dari sebuah informasi diyakini. Hal ini bisa menjadi pemikiran negative dan merusak.

Bagaimana Cara Menghindari Pola Pikir Biner?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun