Mohon tunggu...
Pretty Sefrinta Anggraeni
Pretty Sefrinta Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Bachelor of Psychology | Guidance Counselor

Never stop learning. Never stop thinking | Ig: sefrintapretty

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Potensi Anak dengan Kurikulum Merdeka

1 Agustus 2023   12:48 Diperbarui: 1 Agustus 2023   13:05 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ipi-indonesia.com/wp-content/uploads/2023/01/Kurikulum-Merdeka-Belajar-943x550.jpg

Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) mempunyai berbagai keunggulan, di antaranya Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Dengan diterapkannya kurikulum merdeka, anak akan memiliki kesempatan dan kebebasan untuk mengeksplor lingkungan dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

Sebagai orang tua dan guru, kita berkewajiban untuk mengarahkan dan memantau anak sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Ada dua hal penting dalam mengeksplor potensi anak sehingga penerapan Kurikulum Merdeka dapat berhasil, yakni: merdeka belajar berdasar gaya belajar dan merdeka belajar berdasar minat dan bakat anak didik.

Merdeka Belajar Berdasar Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah suatu informasi. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja saat belajar di rumah atau di sekolah, bekerja dan saat berhubungan/berkomunikasi dengan orang lain. Gaya belajar sendiri memiliki beberapa macam, antara lain :

1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar yang menekankan pada penglihatan. Anak dengan gaya belajar visual senang belajar dengan penggunaan warna-warni, melihat ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar dan sebagainya. Misalnya anak didik akan lebih mudah menerima informasi atau mengingatnya jika menggunakan ilustrasi gambar atau dengan bentuk-bentuk yang konkret. Belajar warna tidak hanya diucapkan oleh pendidik saja, namun pendidik memberi contoh dengan menggunakan krayon atau pewarna yang lain.

2. Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar dimana anak didik akan lebih mudah menerima informasi dengan cara mendengar. Anak yang bertipe auditori mudah mempelajari materi yang disajikan dalam bentuk suara misalnya melalui cerita atau dongeng, disamping itu berdiskusi dengan teman atau guru serta menggunakan musik atau sesuatu yang bernada atau berirama juga memudahkan anak menangkap informasi.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar yang menggunakan gerak tubuh. Anak dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Selain itu, gaya belajar kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Misalnya dalam menyampaikan pembelajaran alangkah baiknya jika guru menggunakan beberapa gerakan atau dengan cara bermain peran supaya anak didik mudah memahami informasi yang disampaikan oleh pendidik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun