Selama ini bisa dikatakan membangun mental yang sehat bagi peserta didik belum banyak yang tersentuh. Akan tetapi dengan penerapan profil Pelajar Pancasila pada pembelajaran diharapkan kesehatan mental peserta didik bisa dibina dan berkembang lebih baik. Salah satu tema proyek dalam kurikulum merdeka yaitu "Bangunlah Jiwa dan Raganya" yang bertujuan untuk membangun jiwa dan raga peserta didik di sekolah. Sehingga melalui proyek tersebut dapat membangun kesehatan mental peserta didik. Banyaknya hal yang bisa diterapkan di sekolah membuat guru dan peserta didik merdeka untuk berinovasi dalam membina jiwa dan raga.
Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, keduanya memiliki keterlibatan satu sama lain, bilamana seseorang terganggu fisiknya maka memungkinkan ia terganggu mental atau psikisnya, begitu pula sebaliknya. Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya. Maka dapat dipahami ketika Individu berada diluar definisi tersebut maka dimungkinkan dapat ditemukanya suatu kelainan atau gangguan jiwa.
Akan tetapi kesehatan mental peserta didik tidak dapat dilihat hanya dari tampilan luarnya saja, sebab banyak dari mereka yang kian pandai menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya. Banyak dari mereka yang enggan membuka diri dengan lingkungan sekitar, bahkan tidak sedikit dari mereka yang enggan mengakui bahwa mereka tengah mengalami gangguan kesehatan mental. Mereka ingin terlihat baik-baik saja, selalu memasang "topeng" tersenyum, meski sebenarnya diri mereka sedang tidak baik-baik saja. Oleh karena itu, perlunya pendampingan konseling kepada peserta didik, kedekatan serta keterbukaan orang tua dan anak agar kesehatan mental mereka tetap terjaga.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental khususnya bagi pelajar di lembaga pendidikan yaitu penerapan 5T:
Talking about mental health
Para pelajar harus diedukasi dan dirangkul agar mudah mengungkapkan tentang kondisi kesehatan jiwa dan mentalnya. Hal ini bertujuan agar mereka memiliki kesadaran untuk meminta bantuan pada profesional dan mengurangi stigma yang ada pada masyarakat. "Dengan edukasi dan keterbukaan untuk para pelajar, maka masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan tepat dan baik. Pada dasarnya gangguan jiwa ini sama dengan penyakit lain. Jika diketahui diagnosanya sedari dini, dapat diberi penanganan yang tepat."
Training
Memberikan pelatihan-pelatihan kepada tenaga pendidik di sekolah. Hal ini dibutuhkan agar tenaga pendidik bisa memberikan informasi yang benar kepada para pelajar. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi disinformasi dan tidak menimbulkan kebingungan pada siswa.
Teaching
Mengintegrasikan sistem pembelajaran dalam kurikulum sekolah ataupun dalam pembelajaran mengenai kesehatan mental.