Olahraga merupakan kebutuhan bagi tubuh. Di masa sekarang, olahraga sudah menjadi rutinitas bahkan menjadi gaya hidup masyarakat. Begitu pula dengan saya yang rutin melakukan olahraga ringan seperti lari, senam aerobik, dan berenang. Sebagai wanita karir yang memiliki banyak kesibukan di kantor, saya tetap berusaha meluangkan waktu sekitar 15-30 menit untuk berolahraga. Namun, setelah rutin melakukan olahraga ditambah kesibukan kerja di kantor terkadang menyebabkan badan terasa pegal dan capek, oleh karena itu saya menyiasatinya dengan melakukan pijat tradisional.
Dimana tempat Pijat Tradisional yang Tepat?
Tempat pijat tradisional sempat kehilangan peminatnya karena maraknya pitrad yang memberi layanan pijat plus-plus. Tak heran jika masyarakat melabel bahwa pijat tradisional adalah tempat yang menyediakan layanan sex. Namun seiring berjalannya waktu, ada banyak tempat pijat yang menjaga kualitas, memberi fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan yang pasti tidak menyediakan fasilitas pijat plus-plus. Maraknya tempat pijat menunjukkan bahwa minat dan kepercayaan masyarakat terhadap pijat tradisional sedikit demi sedikit telah kembali. Sayangnya untuk beberapa kalangan, tempat pijat tradisional yang berkualitas memiliki biaya yang cukup terbilang mahal. Maka pilihan lainnya adalah menggunakan jasa tukang pijat keliling atau memanfaatkan anggota keluarga di rumah untuk memijat, seperti yang biasa saya lakukan dirumah.
Saat pijat saya selalu menggunakan Geliga Krim dengan dicampur minyak kayu putih, minyak zaitun, atau baby oil, lalu oleskan pada bagian yang akan dipijat. Geliga Krim hangatnya terasa meresap dan tidak terlalu panas, selain itu Geliga Krim tidak lengket di tangan sehingga pemijatan lebih mudah dan licin. Gerakan pijat tradisional pun cukup sederhana melalui pijatan ringan dari jari-jemari tangan tanpa menggunakan alat. Pemijatan dimulai dari telapak kaki, jari-jari baru ke seluruh tubuh. Lamanya pemijatan berkisar satu jam atau lebih, disesuaikan dengan kebutuhan setiap orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H