Pemuda seyogyanya membuat warna di pengembangan masyarakat jadul (jaman doeloe) menuju manusia modern,kritis namun berakhlak baik.
Sebagai bahan baku pemberdayaan masyarakat yang konon bersifat konsumtif menjadi masyarakat produktif dan bernilai jual tinggi tentunya.
Tidak hanya terlahir karena sifat mausiawinya,atau sekedar untuk melangsungkan keturunan semata
Pemuda seharusnya menjadi pemimpin yang responsif terhadap alam,bukan pemimpin yang mengedepankan kekuasaan dan nama besar,selalu menjadi manusia yang senantiasa memanusiakan manusia.
Sudah sepantasnya kita berjuang memerangi ketidakwajaran itu dengan daya pikir kita,tanpa goresan darah,tanpa ancaman dan teror² menjijihkan lainya.
Dengan meningkatkan kerjasama di berbagai kalangan demi terbentuknya generasi-generasi yang senantiasa menjaga kelangsungan adat dan istiadat(primordialisme),namun berfikiran modern,tanpa terjerumus kearah pemikir² yang tidak bertanggungjawab.
memperluas ilmu pengetahuan dan jaringan dikalangan pemuda,agar nantinya kekhawatirann orang tua terhadap anaknya menjadi sedikit berkurang.
Bukan dengan cara mengekang rasa ingin tahu yang besar itu,karena itu sebuah solusi yang tidak solutif.
Hanya akan membuat kerdil partisipasi pemuda terhadap masyarakat nantinya.
Karena pembangunan masyarakat,dan majunya Indonesia adalah tanggung jawab semua aspek masyarakat pada umumnya dan tanggung jawab pemuda pada khususnya.
Maka dari itu,kita sebagai pemuda sudah saatnya mewujudkan impian demi impian itu dengan kerangka kita yang IPNU maupun IPPNU,dengan arah gerak yang pasti dan terarah.
Dengan semangat juang yang tinggi,kita cetak pemuda yang produktif,kreatif dan militan.
Pemuda yang selalu berada di garis depan,tidak hanya sebagi pemikir atau dalang tetapi secara langsung mengambil langkah di dalamnya.
Bukan pemuda arogan yang hanya bisa berjuang dari mulut kemulut tanpa adanya langkah kerja yang obyektif.
SEMOGA.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI