Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) merupakan keterampilan khusus (perilaku mengajar yang paling spesifik) yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman, 1991). Keterampilan guru adalah keterampilan dan kemampuan seorang guru dalam melatih, mengajar, dan berkomunikasi dengan siswa, orang tua, teman sejawat, dan orang lain dalam lingkungan yang dekat. Keterampilan seorang guru sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan pemahaman yang baik siswa tentang mata pelajaran. Guru harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif ketika memberikan penjelasan pelajaran, mendengarkan pertanyaan siswa, dan berkomunikasi dengan guru lain dan orang tua siswa. Guru harus mengetahui bagaimana merencanakan kurikulum, menentukan metode pengajaran dan menyusun rencana pembelajaran yang memenuhi kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa. Guru harus mampu mengelola kelas dengan baik, menjaga kedisiplinan siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang positif.Â
Guru harus mampu menyesuaikan metode dan topik pengajaran dengan gaya belajar siswa yang berbeda. Guru harus mampu menilai kemajuan siswa, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan menggunakan penilaian untuk meningkatkan pengajaran. Guru sering kali bekerja dalam kelompok dengan guru lain, staf sekolah, dan orang tua. Kemampuan bekerja sama dengan baik sangatlah penting. Guru juga dapat berperan sebagai pemimpin lingkungan pendidikan, terutama dengan menginspirasi dan memotivasi siswa. Keterampilan mengajar ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka.Â
Selain itu, guru harus senantiasa mengembangkan dan meningkatkan keterampilannya agar tetap relevan dalam dunia pendidikan yang terus berubah. Dalam psikologi, penguatan adalah proses yang digunakan untuk meningkatkan atau memperkuat perilaku tertentu. Konsep ini merupakan bagian penting dari teori pembelajaran dan perilaku. Penguatan melibatkan penggunaan rangsangan atau konsekuensi positif atau negatif untuk meningkatkan kemungkinan terulangnya perilaku yang diinginkan di masa depan. Penguatan digunakan dalam pengajaran, manajemen perilaku, psikologi klinis, dan banyak aspek kehidupan sehari-hari lainnya. Ini membantu membentuk perilaku seseorang dan mempengaruhi cara seseorang belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya Dalam konteks teori belajar, ada dua jenis penguatan, yaitu yang pertama, penguatan positif, yang melibatkan pemberian atau penambahan stimulus atau konsekuensi yang menyenangkan atau diinginkan berikut perilaku.Â
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemungkinan terulangnya perilaku tersebut. Contohnya adalah memuji siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar sehingga siswa terpacu untuk berpartisipasi aktif di kelas. Penguatan Negatif Kedua Hal ini mengacu pada penghapusan atau pengurangan stimulus atau konsekuensi yang tidak diinginkan setelah perilaku yang diinginkan terjadi. Contohnya adalah penghapusan pekerjaan rumah tambahan jika tampaknya siswa tersebut telah meningkatkan kualitas pekerjaannya. Keterampilan penguatan guru merupakan bagian penting dalam mengelola perilaku siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Berikut beberapa aspek yang perlu dianalisis terkait dengan pemberian kelebihan kepada guru, yaitu memahami jenis-jenis penguatan, sehingga guru harus memahami perbedaan penguatan positif dan negatif serta kapan dan bagaimana penggunaannya.Â
Analisis apakah guru menggunakan penguatan positif, seperti pujian, hadiah atau penghargaan, atau penguatan negatif, seperti mengurangi pekerjaan tambahan. Kedua, konsistensi: Keterampilan memberdayakan seorang guru harus konsisten. Penguatan yang berkelanjutan dapat membantu siswa memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Guru harus menjaga konsistensi dalam memperkuat perilaku yang diinginkan dan menghindari penguatan perilaku yang tidak diinginkan. Ketiga, spesifik dan jelas. Guru juga harus melakukan penguatan secara konkrit dan jelas. Pujian atau ganjaran harus berkaitan dengan perilaku yang diinginkan dan harus diberikan dengan jelas agar siswa memahami apa yang telah dilakukannya dengan benar. Keempat, tepat waktu Penting bagi guru untuk memberikan bantuan tepat waktu setelah perilaku yang diinginkan.Â
Hal ini membantu siswa lebih mudah mengasosiasikan perilaku mereka dengan konsekuensi positif, sehingga mengurangi kemungkinan mereka mengulangi perilaku tersebut. Dengan lima pilihan penguatan, guru harus memiliki keterampilan untuk memvariasikan jenis penguatan yang diberikan. Siswa mempunyai preferensi yang berbeda-beda, sehingga guru harus dapat menggunakan berbagai bentuk penguatan yang sesuai dengan preferensi siswa. Keenam, individualisasi. Guru harus memahami perbedaan siswa dan memberikan dukungan yang memenuhi kebutuhan dan karakteristik individu. Beberapa siswa merespons penguatan tertentu lebih baik daripada yang lain.
 Ketujuh, umpan balik konstruktif Guru juga harus memberikan umpan balik konstruktif disertai konfirmasi. Hal ini membantu siswa memahami apa yang mereka lakukan dengan benar dan mengapa hal itu dianggap sebagai perilaku yang diinginkan. Kedelapan, tindak lanjut Guru harus mempunyai keterampilan untuk melakukan tindak lanjut terkait konfirmasi yang diberikan. Misalnya, ketika seorang siswa menerima imbalan atau reward, maka guru harus memastikan bahwa siswa tersebut memahami apa yang diharapkan darinya kelak. Ketika menganalisis keterampilan yang memberikan kelebihan bagi guru, penting untuk diingat bahwa pendekatan yang efektif dapat bervariasi tergantung pada karakteristik siswa dan situasi kelas. Guru harus selalu mempertimbangkan kebutuhan individu siswa dan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H