Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Orang desa

Selanjutnya

Tutup

Kkn

KKN, Program Kampus yang Tidak Lagi Relevan

18 Juli 2024   16:04 Diperbarui: 18 Juli 2024   17:13 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.detik.com/tag/kkn-di-desa-penari-extended-version

Beberapa waktu yang lalu, viral kisah tentang mahasiswa yang sedang KKN, bahkan kisah tersebut sampai difilmkan. Film tersebut tercatat sebagai salah satu film terlaris sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Sayangnya, keviralan kisah tersebut bukan tentang prestasi mahasiswa yang sedang KKN, tetapi tentang kisah mistis dan beberapa perilaku buruk beberapa mahasiswa tersebut. Pada waktu yang lain, viral di sosial media, para mahasiswa KKN yang diusir oleh Masyarakat desa kerena dianggap nyinyir soal fasilitas desa.

Kuliah kerja nyata (KKN) merupakan program kampus yang mengirim mahasiswa ke desa-desa, untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Sejarah Panjang KKN dimulai sejak tahun 1971. Pada saat itu, ditetapkan beberapa universitas untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Ketiga universitas tersebut adalah, Universitas Andalas, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Hasanudin. Sampai hari ini, KKN masih menjadi program wajib disebagaian besar kampus dan menjadi salah satu sayarat kelukusan mahasiswa

Pertanyaannya, apakah program KKN masih releven dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat?. Penulisa secara pribadi berpendapat, kalau untuk saat ini program KKN sudah kurang memiliki relevansi lagi. Hal tersebut bisa kita soroti dari dua sisi yaitu dari mahasiswa yang melaksanakan KKN dan juga dari Masyarakat sebagai tempat dilaksanakannya program tersebut.

Beberapa kali desa penulis menjadi tempat mahasiswa melaksanakan program KKN. Dan yang dapat penulis amati, program yang dijalankan dari tahun ke tahun tetap sama, tidak ada perubahan yang signifikan. Program-program tersebut seperti mengajar di TPA, pembuatan petunjuk jalan, lomba untuk anak-anak dan kegiatan seremonial lain, seperti lomba Agustusan, jika KKN dilaksanakan di bulan Agustus.

Program-program favorit seperti di atas, holeh dikatakan tidak benar-benar dibutuhkan oleh Masyarakat desa. Program-program tersebut, untuk saat ini kebanyakan sudah berjalan tanpa kehadiran mahasiswa KKN. Justru, kebutuhan desa yang lebih fundamental belum pernah penulis lihat tersentuh oleh program KKN mahasiswa, seperti mengidentifikasi potensi desa dan mengembangkannya misal.

Perkembangan teknologi internet untuk saat ini juga sudah merambah sampai pelosok desa. Sayangnya, teknologi tersebut menurut penulis lebih banyak mudhorotnya bagi Masyarakat desa jika dibandingkan dengan manfaatnya. Anak-anak akrab dengan game bahkan judi online. Dan sayangnya, dari beberapa kali mahasiswa KKN di desa penulis, mereka tidak menjadikan hal tersebut sebagai program kerja, bagaimana menggunakan teknologi internet secara produktif.

Dari kebutuhan skill mahasiswa untuk memasuki dunia kerja, skill yang dibutuhkan saat ini sangat berbeda jauh dengan kebutuhan skill saat awal program KKN digulirkan. Kemajuan teknologi dan era internet menghadirkan banyak perubahan pada hidup kita, salah satunya yang berkaitan dengan dunia kerja.

Menurut penulis mahasiswa lebih memerlukan program magang di dunia industri dari pada program KKN. Setidaknya, magang industri memberikan pengalaman kerja dan juga skill yang dibutuhkan saat mereka benar-benar masuk dunia kerja. Beberapa kampus mungkin sudah melaksanakan magang industri, tapi masih banyak kampus lain yang memilih program KKN dari pada program magang industri.

Berkaca dari beberapa hal tersebut, KKN yang dijalankan oleh mahasiswa menurut penulis sudah kehilangan relevansinya. Kecuali, para mahasiswa KKN dapat membuat program yang kreatif dan benar-benar dibutuhkan masyarakat desa. Bukan program yang itu-itu saja, tidak jauh berbeda dari masa awal KKN dilaksanakan. Jika tidak, maka kehadiran mahasiswa KKN tidak akan berimbas apa-apa dan justru menjadi beban Masyarakat desa, seperti cerita di film KKN Desa Penari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun