Mohon tunggu...
sigit yunanto
sigit yunanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Perubahan (tentang Tafsiq Quran)

27 Januari 2014   08:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Change is the law of life (John F. Kennedy), sebuah pepatah yang menjelaskan bahwa semua unsur kehidupan pasti mengalami perubahan. Perubahan sebagai sesuatu hal yang mutlak terjadi dalam kehidupan. Dan sesuatu yang terjadi dan pasti dalam kehidupan.

Al-quran merupakan kalam Allah yang telah diturunkan sejak ratusan tahun yang lalu. Quran, diturunkan tidak hanya untuk manusia-manusia jaman itu saja. Tidak hanya untuk jamannya Nabi (Muhammad). Tidak hanya untuk jamannya Sahabat Nabi (Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman,Ali Bin Abi Thalib, dll). Quran, diturunkan untuk seluruh manusia di segala jaman. Termasuk jaman anda sekarang ini. Bahkan anak cucu kita nanti...sampai akhir jaman.

Quran sebagai pegangan hidup dan tentunya akan mampu menjawab dan memberi pencerahan terhadap hidup dan kehidupan manusia. Bagaimana cara mendapatkan pemahaman terhadap isi kandungan Quran?. Salah satunya melalui Tafsir.

Tafsir tidak hanya menjelaskan bagaimana teks dan makna dalam quran itu untuk dimengerti dan dimaknai. Quran juga mengandung "ajaran moral" yang tentu saja harus menjadi bagian tafsir itu sendiri. Lentur, tidak kaku dalam menjawab pertanyaan yang mungkin tidak bisa terjawab oleh akal manusia.

Tafsir dilakukan oleh Insider(Orang Islam sebagai sebuah keyakinan) dan Outsider (Penelitian yang dilakukan oleh orang non islam sebagai sebuah kajian). Islam harus dipandang sebagai agama rahmatan lil 'alamin. Semua orang dapat mempelajari dan meneliti dari sudut pandangnya, yang ujung-ujungnya tafsir harus juga berani dikritik.

Tafsir adalah sebuah produk dan proses, dimana merupakan produksi dari manusia yang sifatnya tentatif dan relatif, bisa jadi tidak sesuai dengan perkembangan jaman, tidak mampu lagi menjelaskan bagaimana seharusnya. Tafsir selalu berproses, selalu terjadi perbaikan-perbaikan yang tentunya disesuaikan dengan perkembangan jaman itu sendiri.

Tanpa adanya perubahan paradigma dalam membaca dan memahami Kalam Tuhan ini, maka yang muncul hanyalah pembacaan yang berulang-ulang dan tidak produktif (Fuad Mustafid).

Daftar Ilham (Bukan Daftar Pustaka)
Dr. Abdul Mustaqim (Epistemologi Tafsir Kontemporer)

Sigit Yunanto

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun