SAMPIT (3/12) -- Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur dan sekitarnya belakangan ini membawa dampak signifikan terhadap potensi terjadinya banjir. Debit air yang besar memicu kekhawatiran akan terjadinya genangan air yang lebih luas, sehingga kewaspadaan terhadap bencana banjir menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat.
Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Tengah, Rahadian Fani, dalam wawancara persnya, menanggapi fenomena bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di provinsi tersebut.Â
Menurut Rahadian, dinas terkait di pemerintah daerah harus segera turun ke lapangan untuk menilai kondisi di lapangan dan memastikan bahwa bantuan yang dibutuhkan warga terdampak dapat segera disalurkan. "Yang pasti, dinas terkait harus turun langsung ke lapangan untuk melihat apa saja yang diperlukan masyarakat yang terdampak banjir," ungkapnya pada Selasa (2/12).
Namun, selain tindakan tanggap darurat, Rahadian juga menekankan pentingnya upaya pencegahan dan penanganan banjir yang lebih terstruktur melalui solusi jangka panjang. Ia mengungkapkan, akar penyebab banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut perlu dikaji lebih dalam.Â
Memahami penyebab banjir dengan baik akan memberikan gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil agar bencana serupa dapat diminimalisir di masa depan.
"Kita harus tahu penyebabnya dan segera menindaklanjuti agar bencana serupa bisa dikurangi di kemudian hari," ujar Rahadian. Menurutnya, langkah preventif seperti perbaikan infrastruktur drainase, pengelolaan sampah yang lebih baik, serta penyusunan tata ruang yang sesuai dengan potensi bencana alam perlu menjadi perhatian utama bagi pemerintah daerah.
Rahadian menambahkan, selain penanganan jangka pendek berupa bantuan langsung kepada korban banjir, pemerintah juga harus fokus pada perencanaan yang lebih matang agar bencana ini dapat diatasi dalam jangka panjang.Â
Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah memperbaiki sistem drainase yang ada, membangun dan memperkuat infrastruktur yang tahan terhadap curah hujan tinggi, serta melakukan penataan kembali daerah rawan banjir dengan pendekatan yang berbasis mitigasi bencana.
Dalam beberapa pekan mendatang, mengingat potensi cuaca ekstrem yang akan berlangsung, penting bagi pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan upaya pencegahan banjir. Tindakan seperti pembersihan saluran air, penataan daerah resapan air, dan pembangunan infrastruktur berbasis ramah lingkungan menjadi langkah strategis yang dapat membantu mengurangi dampak banjir.
Puncak musim hujan diperkirakan akan berlangsung hingga awal 2025, dengan sejumlah wilayah, termasuk Kalimantan Tengah, diprediksi akan mengalami hujan lebat yang terus berlangsung. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat berpotensi menyebabkan banjir dan bencana alam lainnya.