Mohon tunggu...
Haedi Noor
Haedi Noor Mohon Tunggu... Penulis - Writer Freelance

Tetap Biasa dan tak Ingin menjadi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Drama

Diorama Satu Ruang

19 Januari 2014   04:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudahi saja, toh buat apa dipertahankan kalau ujungnya harus menangung rasa sakit hati yang dalam? Kalau kau merasa nyaman kenapa juga harus mengeluh atas apa yang sudah menjadi pilihan hidup. Sudahlah nikmati saja semua, toh kesakit hatian yang sekarang di rasakan adalah buat dari pilihan yang diambil. Kenapa ketika rasa senang menyelimuti ruh, tidak ada satupun yang di salahkan, atau bahkan di puji. Tapi ketika awan hitam pekat datang dalam kehidupan, Kontan semua yang ada di dekat mata menjadi salah.
Ini namanya hidup, kadang senang, begitu juga susah. Ini realita, mungkin hari ini kita bahagia, tapi bisa saja sedetik kemudian kita mengecap sakit hati yang teramat dalam. Jangan bermimpi bahwa ini adalah syurga, sebuah gambaran kesenangan tanpa ada kesusahan. Ini dunia, ini fana dan disinilah Tuhan menciptkana segalanya dalam satu paket.
Sudah jangan di buat susah, lebih baik dinikmati saja semuanya. Mengeluh adalah kesesatan, karena dengannya lah kita akan merasakan penyesalan yang amat dalam. Jangan pernah bersedih atas pemberian yang tak mendapatkan sapaan terima kasih, atau kesalahan yang orang buat tanpa berbalas kalimat maaf. Biarkan lah mengalir, berhembus layaknya angin. Kadang bisa menyejukan, tapi bisa juga membuat bangunan roboh.
Kita bagaikan diorama, yang memiliki puluhan ruang dimensi yang bisa menyimpan segala hal. Termasuk bahagia dan kesedihan dalam satu ruangg. Jika senyum bisa tersimpah indah, kenapa kesedihan juga tak mampu dileburnya menjadi senyuman renyah? Meleburlah menjadi satu, sebuah diorama yang penuh dengan dimensi materi yang menyatu dalam satu ruang. Jiwa adalah manifestasi dari ide, jiwa adalah materi dan segala sifat adalah ide. maka meleburlah. Hilangkan segala keluh kesah dengan terus meleburnya menjadi senyum renyah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun