Mohon tunggu...
Luthfi Ardiawan
Luthfi Ardiawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidikan, Bahasa, Travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penguatan Pendidikan Karakter Beriringan dengan Perkembangan Teknologi

5 Juli 2024   18:22 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:22 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia mengalami perkembangan teknologi yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Hal ini membawa dampak positif maupun negatif terhadap pendidikan karakter siswa. Teknologi memberikan akses yang lebih luas terhadap informasi bagi siswa, namun juga meningkatkan risiko terhadap perilaku negatif seperti kecanduan gadget dan cyberbullying. Selain itu, perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh penggunaan teknologi juga dapat memengaruhi pola pikir dan nilai-nilai moral siswa. Oleh karena itu, penting bagi pendidik untuk memperhatikan pendidikan karakter siswa di tengah-tengah kemajuan teknologi ini. Melalui pembiasaan nilai-nilai moral yang baik dan penggunaan teknologi yang bijak, diharapkan siswa dapat tetap mempertahankan karakter yang kuat dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern.

Pendidikan karakter dalam konteks ini bertujuan untuk membentuk kepribadian spiritual dan sikap siswa. Namun, tantangan besar muncul dalam pendidikan karakter di era globalisasi saat ini. Meskipun teknologi informasi terus berkembang, terdapat dampak negatif seperti kemungkinan penurunan daya tahan tenaga pendidik terhadap kemajuan IPTEK tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga pendidikan dihadapkan pada kesulitan dalam membentuk kepribadian berbasis kepercayaan teologi, ideologi dan budaya para siswa. Beberapa metode dalam upaya memperkuat karakter sudah dicoba, seperti metode habituasi yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter menggunakan pendekatan teologi (Islam) pada generasi muda. SMA Al-Islam Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan pendekatan habituasi dalam pembentukan karakter Islam siswanya. Penelitian kualitatif lapangan tersebut menyelidiki penerapan pendekatan habituasi dalam pengembangan karakter Islam di SMA Al-Islam Surakarta. Dalam konteks ini, pendidikan karakter menjadi krusial untuk menanggulangi dampak teknologi terhadap norma dan moral generasi muda.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang cepat, penting bagi pendidikan karakter untuk tetap menjadi fokus utama dalam pendidikan di era digital ini. Maraknya penggunaan teknologi dan media sosial, siswa dituntut untuk memiliki karakter yang baik agar mampu menyaring informasi dan bersikap bijaksana dalam berinteraksi di dunia maya. Dengan pendidikan karakter yang kuat, siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, memiliki integritas, serta dapat beradaptasi dengan perubahan zaman yang cepat. Oleh karena itu, upaya untuk memperkuat pendidikan karakter di era digital ini merupakan langkah yang tidak bisa diabaikan.

Dalam konteks pendidikan karakter, para ahli sepakat bahwa dampak kemajuan teknologi dapat membawa tantangan yang serius. Menurut John Dewey, seorang pemikir pendidikan terkemuka, pendidikan karakter tidak hanya terdiri dari pembelajaran teori atau pengetahuan, tetapi juga melibatkan pengalaman langsung dan praktik nyata. Sayangnya, dengan maraknya penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, generasi muda cenderung kehilangan kemampuan untuk mengembangkan karakter positif seperti empati, kerja sama, dan integritas. Sebuah penelitian oleh Satura dan Rifayani (2024) menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan oleh siswa di depan layar (game online), semakin rendah tingkat mereka dalam hal keterampilan sosial dan kemampuan berempati. Oleh karena itu, sangat penting bagi lembaga pendidikan untuk mempertimbangkan secara serius bagaimana teknologi dapat digunakan secara efektif untuk mendukung pembentukan karakter siswa secara seimbang.

Pendidikan karakter sebagai upaya penting dalam membentuk generasi yang berkualitas telah menjadi sorotan utama dalam menghadapi kemajuan teknologi. Menurut penelitian yang dilakukan Jemmy dan Effendi (2024), integrasi teknologi dalam pembelajaran Pendidikan Agama di sekolah minggu dapat menjadi strategi inovatif untuk membentuk karakter Generasi Alfa. Dengan pendekatan kualitatif dan analisis tematik, pendidikan karakter melalui media teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai Kristen menjadi kunci kesuksesan. Selain itu, strategi pembelajaran berbasis proyek juga diunggulkan sebagai sarana internalisasi nilai-nilai Kristen dan penumbuhkan empati serta tanggung jawab. Sementara itu, Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) turut berperan dalam membentuk karakter positif individu dan perilaku yang baik (D. Lestari dkk, 2024) . Lebih lanjut, kolaborasi strategi pembelajaran yang efektif, penggunaan teknologi, serta integritas nilai-nilai kewarganegaraan dalam mata pelajaran lain menjadi langkah penting dalam memastikan pendidikan karakter yang kuat untuk generasi masa depan. Dengan demikian, upaya mengintegrasikan pendidikan karakter dengan kemajuan teknologi membutuhkan pendekatan holistik dan kerjasama antara semua pihak terkait untuk mencapai hasil yang optimal.

Beriringan dengan kemajuan teknologi tersebut, penting bagi sekolah untuk melaksanakan program kewarganegaraan digital guna mengajarkan siswa tentang penggunaan teknologi secara bertanggung jawab. Menurut Dr. Eduardus Nabunome, seorang ahli pendidikan, program ini dapat membantu siswa mengembangkan kesadaran tentang hak dan kewajiban dalam dunia digital. Selain itu, program kewarganegaraan digital juga dapat membantu melindungi siswa dari bahaya cyberbullying dan penipuan online yang semakin merajalela. Dengan adanya pelatihan tentang literasi digital dan etika online, siswa akan lebih siap menghadapi tantangan dalam dunia digital. Implementasi program ini juga akan memperkuat karakter siswa dalam hal integritas, toleransi, dan rasa tanggung jawab, sehingga menciptakan generasi muda yang cerdas dan beretika di era digital ini.

Mengintegrasikan beberapa pendapat terkait pendidikan karakter dalam konteks perkembangan teknologi menjadi hal esensial dalam merumuskan kesimpulan yang kokoh. Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar pendidikan (Nurul Musyafaah dkk, 2023), pendidikan moral yang diimplementasikan di pesantren Bahrul Ulum memberikan contoh yang baik kepada anak-anak melalui pelajaran dan perilaku sehari-hari, memengaruhi perilaku individu dalam pendidikan. Sementara itu, pandangan Bediuzzaman Said Nursi tentang pendidikan Islam berlandaskan humanisme religius juga memberikan perspektif baru terhadap bagaimana pendidikan dan nilai-nilai agama dapat disatukan untuk membentuk individu yang seimbang (Afif Alfiyanto dkk, 2023). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter di tengah kemajuan teknologi bukan hanya tentang mengajarkan norma dan nilai, tetapi juga tentang memberikan teladan yang konkret serta mengintegrasikan nilai-nilai agama secara humanis untuk menciptakan individu yang seimbang dan berkualitas.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih besar dalam mendidik karakter siswa agar mampu menghadapi tantangan yang datang dari kemajuan teknologi. Beberapa temuan kasus penelitian di atas juga menekankan pentingnya mengajarkan etika dan nilai-nilai moral kepada siswa agar mereka dapat menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung jawab. Dengan demikian, pembelajaran karakter di era digital akan membantu menciptakan generasi yang cerdas dan berintegritas. Ajakan ini merupakan langkah awal dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi realitas dunia yang semakin terhubung dan kompleks.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun