Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ramadan Bersholawat

17 Maret 2024   21:27 Diperbarui: 17 Maret 2024   21:30 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompasiana.com/sechudin46573/65f4503d1470936f91674b44/tadarus-al-quran

Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi sungai, hiduplah seorang pemuda bernama Ali. Ramadan telah tiba, dan Ali bersama warga desanya sangat antusias menyambut bulan suci ini. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan ibadah mereka selama Ramadan, termasuk dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat.

Ali adalah seorang pemuda yang gigih dalam menjalankan ibadah. Ia selalu mencari cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, termasuk dengan memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Baginya, sholawat bukan hanya sekadar doa, tetapi juga sebuah bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi yang mulia.

Setiap hari menjelang berbuka, Ali dan sekelompok pemuda desa berkumpul di masjid untuk melantunkan sholawat kepada Nabi. Mereka duduk bersila di saf-saf yang teratur, membawa tasbih dan buku-buku sholawat. Suara merdu mereka memenuhi ruang masjid, mengalun penuh kekhidmatan dan kesungguhan.

Baca juga: Ramadan

Selama berjam-jam, mereka bertakbir dan bersholawat, merenungkan keagungan Allah dan keutamaan Nabi Muhammad. Mereka menghayati setiap bait sholawat dengan penuh perasaan, mencurahkan cinta dan rindu kepada junjungan mereka. Waktu terasa berlalu begitu cepat di tengah kekhusyukan mereka.

Tak hanya di masjid, Ali juga mengajak warga desa untuk mengisi waktu luang dengan sholawat bersama di tempat-tempat terbuka. Mereka berkumpul di bawah pohon rindang atau di tepi sungai, menyatu dalam lafal sholawat yang khusyuk dan penuh keikhlasan. Suasana damai dan penuh keberkahan terasa di antara mereka.

Dalam perjalanan pulang dari tempat sholawat, Ali dan teman-temannya sering berhenti di rumah-rumah warga untuk mengajak mereka bergabung. Mereka membagikan buku-buku sholawat dan mengajak warga untuk menyempatkan waktu bersama dalam mengingat Allah dan Rasul-Nya. Respon warga sangat positif, dan kegiatan sholawat pun semakin meriah.

Baca juga: Kopi Ramadan

Di malam-malam terakhir Ramadan, Ali dan warga desa menyelenggarakan malam sholawat besar di lapangan desa. Mereka mengundang qasidah dan grup sholawat dari kota terdekat untuk memeriahkan acara tersebut. Ribuan orang berkumpul di lapangan, mengisi malam dengan lafal sholawat yang indah dan merdu.

Di tengah riuhnya malam sholawat, Ali merasa hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan dan kebersyukuran. Ia merasa bangga dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan Allah untuk mengisi Ramadan dengan kegiatan yang bermanfaat dan penuh berkah. Sholawat telah menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh ridha-Nya.

Setelah malam sholawat berakhir, Ali dan warga desa pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan dan kepuasan. Mereka yakin bahwa setiap sholawat yang mereka lantunkan telah didengar oleh Allah, dan setiap doa yang mereka panjatkan telah dijawab oleh-Nya. Ramadan tahun ini telah menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka, dan mereka berjanji untuk terus menjaga semangat ibadah di hari-hari mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun