Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramadan Bulan Berbagi

13 Maret 2024   16:58 Diperbarui: 13 Maret 2024   17:03 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah kota kecil yang teduh, tepat di tepi perbatasan, hiduplah seorang pemuda bernama Amir. Amir adalah seorang pemuda yang baik hati dan selalu peduli terhadap sesama. Setiap kali bulan Ramadan tiba, Amir merasa hatinya bergetar dengan harapan dan semangat untuk berbagi.

Hari pertama Ramadan tiba, dan suasana kebahagiaan terasa begitu kental di udara. Amir dan keluarganya, seperti biasa, bersiap-siap untuk menyambut bulan suci ini dengan penuh kegembiraan. Mereka membersihkan rumah, memasak hidangan lezat, dan menyiapkan santunan untuk orang-orang yang membutuhkan.

Saat malam tiba, mereka berkumpul di meja makan untuk berbuka puasa. Di sebelah mereka, tetangga-tetangga mereka yang kurang mampu juga berkumpul, menunggu untuk menerima santunan yang telah disiapkan oleh Amir dan keluarganya. Suasana kebersamaan dan kehangatan terasa begitu nyata di antara mereka.

Setelah berbuka puasa, Amir dan keluarganya tidak langsung menuju ke meja makan untuk makan malam. Sebaliknya, mereka membawa hidangan yang telah disiapkan ke luar rumah, ke sebuah lapangan terbuka di dekat rumah mereka. Di sana, terlihat puluhan orang yang kurang mampu telah menunggu dengan sabar.

Amir dan keluarganya menyambut mereka dengan senyuman dan kehangatan. Mereka membagikan makanan dengan sukarela, tanpa memandang siapa yang menerima. Di sela-sela berbagi makanan, Amir menyapa setiap orang dengan hangat, mendengarkan cerita mereka, dan memberikan dukungan moral yang mereka butuhkan.

Saat malam menjelang, Amir dan keluarganya masih sibuk berbagi. Mereka membawa sejumlah bingkisan makanan ke rumah-rumah tetangga yang membutuhkan, memberikan sedikit cahaya di tengah kegelapan yang mungkin mereka alami. Setiap langkah mereka penuh dengan kebaikan dan kasih sayang.

Seiring berjalannya waktu, bulan Ramadan berlalu dengan cepat. Namun, jejak kebaikan yang ditinggalkan oleh Amir dan keluarganya tetap melekat di hati orang-orang di sekitarnya. Mereka menjadi teladan bagi banyak orang tentang arti sejati dari kemanusiaan dan kebaikan hati.

Baca juga: Ramadan

Di akhir bulan Ramadan, Amir dan keluarganya merasa penuh dengan rasa syukur dan kebahagiaan. Mereka tahu bahwa setiap amal baik yang mereka lakukan selama bulan suci ini adalah ladang amal yang akan terus memberikan buahnya di masa depan. Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang berbagi kasih sayang dan menebarkan kebaikan kepada sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun