Mohon tunggu...
Sechudin
Sechudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - #wartaklasik

Jurnal Lokal

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ada Apa dengan Ramadan (AADR): Kisah Ramadanku

10 Maret 2024   05:38 Diperbarui: 10 Maret 2024   07:28 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di sebuah kota kecil yang terhampar di tengah perbukitan hijau, hiduplah seorang anak bernama Ahmad. Ahmad adalah seorang anak yang penuh semangat, ceria, dan selalu menanti-nantikan bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan.

Setiap tahun, ketika Ramadan tiba, Ahmad merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Ia suka sekali dengan atmosfer Ramadan, di mana masjid-masjid bersinar indah dengan lampu-lampu berwarna, dan aroma makanan yang menggugah selera menjelang waktu berbuka.

Tetapi, tahun ini, Ramadan terasa berbeda bagi Ahmad. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia tidak tahu apa. Setiap hari, ia berusaha untuk merasakan kegembiraan seperti biasa, tetapi rasa hampa terus menghantuinya.

Suatu malam, Ahmad duduk sendiri di sudut kamar, memandang bulan yang bersinar terang di langit malam. Ia merenungkan apa yang membuat Ramadan tahun ini terasa berbeda baginya. Kemudian, ia menyadari bahwa ia telah kehilangan kedekatan dengan Allah. Ia jarang meluangkan waktu untuk beribadah dan merenungkan makna Ramadan.

Dari situlah, Ahmad memutuskan untuk mengubah sikapnya. Ia memperdalam ibadahnya, membaca Al-Quran setiap hari, dan berusaha untuk lebih dekat dengan Allah SWT. Ia juga mulai aktif mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di masjid dan membantu sesama yang membutuhkan.

Seiring berjalannya waktu, Ahmad merasakan perubahan besar dalam dirinya. Ramadan bukan lagi hanya sekedar bulan berpuasa, tetapi juga menjadi bulan yang penuh dengan makna, introspeksi diri, dan pertumbuhan spiritual.

Di malam terakhir Ramadan, Ahmad duduk di masjid, merenungkan perjalanan spiritualnya selama sebulan penuh. Ia merasa bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan kepadanya untuk merasakan keindahan dan kebahagiaan Ramadan.

Ketika bulan Ramadan berakhir, Ahmad merasa sedih karena harus meninggalkannya. Namun, ia juga merasa penuh harap, karena Ramadan telah mengajarkannya begitu banyak hal dan memberinya kekuatan untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik.

Dari kisah Ahmad, kita belajar bahwa Ramadan bukan hanya sekedar berpuasa dan menunggu waktu berbuka, tetapi juga merupakan waktu untuk mendekatkan diri kepada Allah, merenungkan makna hidup, dan tumbuh dalam iman. Ramadan adalah saat yang tepat untuk melakukan perubahan positif dalam diri kita dan meraih kebahagiaan sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun