Maryamah, senyumu abadi
berbingar dalam sunyi
suaramu lembut penyejuk hati
tujuh tahun kau telah pergi
Maryamah, mengingatmu adalah penawar
dalam lelah dan susah
menyebutmu adalah menambah gagah dan motivasi
daun-daun kini menguning kering
udara tampak panas
cahaya mulai redup
sungai-sungi mengering
bocah-bocah terus menyebut-nyebut namamu "Maryamah"
Jarak adalah sekat
dan sekat adalah namamu
jembatan antara aku dengan bocah-bocah adalah kamu
uluran tanganmu adalalah pelapah-pelapah
yang dirajut dengan senyumu
"M-a-r-y-a-m-a-h"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H