"Hidup adalah menyadong nasib, takdir kita sudah ditetapkan sebelum kita lahir kebumi, tapi apa benar-benar kau bukan jodohku Marsinah"
Seperti hari-hari sebelumnya, Dirman setelah sholat subuh langsung mengelap sepeda onta miliknya, warisan istimewa dari bapaknya yang hingga kini masih menjadi sahabat setia mendampingi perjalanan hidupnya.
Setelah empat kali cintanya bertepuk sebelah tangan, karena lamaranya selalu ditolak oleh wanita yang diidam-idamkan, akhirnya Dirman memilih untuk fokus memelihara kambing.
Sore itu setelah istirahat dibawah pohon mangga dekat sungai serayu, karena kelelahan mencari rumput untuk pakan kambing, tiba-tiba pandangan Dirman terpukau menyorot perempuan mengemban rinjing berisi kumbahan pakaian kotor berjalan menuju pancuran sungai.
Perempuan itu semakin mendekat ke arah Dirman yang masih terbengong dibawah pohon mangga. "inikah Marsinah yang beberapa hari terus hadir dalam mimpi-mimpiku"
Memang beberapa hari ini Dirman selalu mimpi aneh, pasalnya setiap pas pukul 3 dini hari tiba-tiba Dirman terbangun dan seolah-olah dibangunkan oleh sosok perempuan cantik berambut hitam panjang mengurai lembut.
Anehnya ketika bangun, disampingnya sudah ada banyak makanan yang terus berganti setiap harinya, mulai dari bubur kacang hijau, nasi ayam geprek, sop buntut, dll. Tapi anehnya minumanya tetap sama, yaitu kopi hitam dan sepotong kemenyan selalu ada disampingnya.
...
Marsinah adalah anak ke-2 juragan Parno, juragan Parno terkenal seantero Desa Gumelem Wetan seorang yang ahli siasat politik, hampir setiap agenda lima tahunan pemelihan kepala Desa, rumahnya selalu tidak sepi dikunjungi oleh calon-calon kepala Desa dan para bebotohnya.
Mereka datang untuk meminta fatwa politik pemenangan dirinya. Hampir siapapun yang datang padanya dan proposalnya diterima, maka sudah 80% kemenangan sudah digenggamanya, walau hampir 110% keluarga besarnya hancur berkeping-keping karena efek samping politik berkedok agama dan aduwedus yang diaplikasikanya.
Juragan Parno yang juga akrab disapa Mbah Par ini juga terkenal dengan kepiaweannya meracik siasat kongbancetkong yaitu mematikan para musuh-musuhnya hanya dengan sekali sembur. Ini terbukti ketika anaknya yang baru lulus dari salah satu perguruan tinggi dengan nilai minimum plus kemagelan berhasil melamar kerja di perusaan elit mengalahkan para lulusan terbaik kampus ternama.
"jaman sekarang tidak perlu pintar, yang penting koneksi",
Usut punya usut ternyata benar bahwa anaknya berhasil masuk perusahaan tersebut karena siasat bapaknya, dan perusahaan tersebut terancam gulung karpet.