Banjarnegara- Tradisi nyadran di Desa Glempang merupakan tradisi dan budaya lokal warga Desa Glempang yang diturunkan dari leluhur dan sampai sekarang masih terus dilestarikan oleh warga Desa Glempang
Nyadran tersebut diadakan setahun sekali di bulan Sya'ban atau lebih dikenal bulan Sadran oleh warga Desa. Kegiatan ini berlangsung setiap hari Senin Pertama di bulan Sya'ban dan tahun ini bertepatan dengan senin pon 2 Sya'ban 1440 H (8/4)
Sadranan tersebut juga dikenal dengan nama Tumpengan.
Turut hadir dalam acara tersebut kepala kadus tiga Desa Glempang Sudarno dan juru kunci Makam Karangendep Alhamdu
Sebelum acara sadranan biasanya warga berduyun-duyun ke Makam untuk membersihkan makam leluhurnya dan mendo'akan ahli kubur masing-masing, setelah itu warga berkumpul di halaman makam, area jalan dan halaman rumah warga untuk bersama-sama makan tumpeng yang sebelumnya dipimpin do'a oleh sesepuh Makam Karangendep Desa Glempang
Tumpeng sadran pada tahun ini berjumlah sekitar 300 tumpeng, selain dimakan bersama-sama tumpeng tersebut juga dibagikan kepada kantor Desa Glempang dan  sekolah-sekolah yang berada dilingkungan kadus tiga Desa Glempang
Sesepuh dan juru kunci makam Karangendep Desa Glempang Alhamdu menyampaikan agar budaya tersebut harus tetap dijaga. "Kegiatan ini adalah tradisi para sesepuh kita, maka kita harus tetap menjaga dan melestarikan adat tersebut". Tuturnya
Sudarno Kepala Dusun tiga Desa Glempang menyampaikan selain sadranan pada tahun ini juga diadakan penggalangan dana untuk membuat penerangan disekitar makam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H