Mohon tunggu...
Dwi Aris Karisma
Dwi Aris Karisma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mulailah dari mana kamu berada. Gunakan apa yang kamu miliki. Lakukan apa yang kamu bisa.

Milikilah tujuan untuk sukses, bukan kesempurnaan. Jangan pernah melepaskan hakmu untuk melakukan kesalahan, karena dengan begitu kamu akan kehilangan kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru dan melanjutkan hidup. Ingatlah bahwa ketakutan selalu bersembunyi di balik perfeksionisme.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Surat Terbuka untuk Kemendikbud-Ristek

24 November 2021   05:24 Diperbarui: 24 November 2021   11:31 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang kita cintai dan hormati,  Bapak Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Sebuah surat  untuk satu aspek fundamental dalam negeri ini yaitu pendidikan. Kita tahu dan sadar bahwa saat ini dunia  khususnya Indonesia sedang dilanda pandemi, puluhan aspek dalam bangsa ini sedang tidak baik baik saja tak terkecuali pendidikan. Pendidikan yang sejatinya menjadi ruh kemajuan suatu bangsa juga ikut terdampak dan inilah fakta yang harus kita hadapi bersama.

Pembelajaran jarak jauh jadi opsi untuk belajar saat pandemi, berbekal smartphone kita bertransformasi menjadi lebih melek teknologi, meskipun dampak dampak negatif seperti depresi, stress dan bahkan bunuh diri telah kita temui selama pandemi. Ini menjadi bahan evaluasi kita bersama bahwa adaptif dengan perkembangan dan perubahan adalah sebuah keharusan.

1637705642652-619d6fce06310e2561433cb2.jpeg
1637705642652-619d6fce06310e2561433cb2.jpeg
Nasib Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Puluhan keluh kesah terus hadir menambah riuh ketidakmerataan  fasilitas pendidikan, gawai yang tak semuanya bisa memakai bahkan tiap siswa belum tentu punya handphone untuk belajar from home.  Lewati dinginnya sungai  tanjaki tingginya bukit hanya untuk mendapatkan sinyal demi belajar adalah bukti bahwa pemuda  bangsa saat ini ingin menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi.

Kontroversi yang ada di media menambah indikasi ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi pandemi, tenaga pendidik yang mengalami krisis ekonomi banyak yang tak tertangani, permasalahan semakin menjadi jadi hingga ada satu pesan  yang lebih penting layaknya kita pahami yaitu dengan berhenti saling menyalahkan, berhenti membuat ujaran kebencian yang esensinya tak akan menyelesaikan suatu  permasalahan, pendidikan Indonesia sedang terluka dan kita selayaknya hadir sebagai obat penawarnya.

Tidak ada kebijakan yang mampu memuaskan semua orang, tapi terima kasih Mas Nadiem dan jajaran yang sudah berani mengambil keputusan,mulai dari penyederhanaan kurikulum, belajar dari rumah melalui siaran televisi, penyediaan kouta internet dan modul modul pembelajaran yang sangat kita butuhkan, kita tak bisa berhenti karena pandemi sebab hal ini akan merusak satu generasi.

Kita tak bisa lagi berjalan untuk gapai impian kita juga tak bisa berlari untuk pulih dari dampak pandemi, kita harus lompat untuk mewujudkan indonesia yang lebih sehat. Sehat sejak dari hati pikiran dan tindakan. Kesabaran menjadi kunci dan hal inilah yang sangat kita hargai, hentikan caci maki mari berkolaborasi ciptakan solusi demi indonesia yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun